Duh, Riset Baru Temukan Gaji Kecil Tingkatkan Risiko Kematian

Duh, Riset Baru Temukan Gaji Kecil Tingkatkan Risiko Kematian

Sebuah penelitian mengungkap gaji kecil bisa meningkatkan risiko kematian karyawan. (Foto: Thinkstock )

Jakarta - Selain penyakit hingga gaya hidup yang tak sehat, ternyata gaji kecil dan pekerjaan yang tak stabil bisa meningkatkan risiko kematian bagi para pekerja paruh baya. Hal ini diungkap oleh sebuah penelitian yang diterbitkan di Journal of the American Medical Association (JAMA) pada 21 Februari lalu.

Adapun penelitian tersebut dilakukan oleh para peneliti dari Mailman School of Public Health Universitas Columbia, dengan melacak pekerjaan dan metrik kesehatan dari sekitar 4.000 pekerja di Amerika Serikat selama 12 tahun.

Dikutip dari laman Medical Express, para peneliti menggunakan data Health and Retirement Study Universitas Michigan yang dikumpulkan antara tahun 1992 dan 2018. Semua peserta setidaknya berusia 50 tahun pada awal masa studi dan 60-an pada akhir masa studi.

Baca juga: Kenali 3 Bahaya Vape Bagi Paru-paru, Waspada

Hasil riset menunjukkan ada 199 kematian per 10.000 orang per tahun pada mereka dengan gaji tinggi. Sementara yang mendapatkan upah rendah total kematian mencapai 208 per 10.000 orang, dan 275 kematian per 10.000 orang untuk kelompok berhonor lebih rendah.

"Pekerja bergaji rendah lebih cenderung dipekerjakan dalam pekerjaan dengan manfaat kesehatan dan keuangan minimal (jika ada), serta menghadapi bahaya tempat kerja yang lebih besar," kata Katrina Kezios dari Columbia University, salah satu penulis studi tersebut.

"Mendapatkan upah rendah adalah masalah kesehatan masyarakat yang semakin diakui, dan ada pengungkit kebijakan yang dapat berdampak langsung pada upah per jam (misalnya, undang-undang upah minimum)," kata Kezios.

Baca juga: Telapak Tangan Berkeringat, Benarkah Gejala Sakit Jantung?

Dikutip dari CNN, hal ini dikarenakan pekerja dengan upah rendah yang berkelanjutan secara signifikan lebih mungkin melaporkan kesehatan yang buruk, mengalami depresi, dan tidak pernah memiliki asuransi kesehatan yang ditanggung oleh pemberi kerja mereka.

Karena hal tersebut, para peneliti menyebut upah adalah faktor risiko yang dapat dimodifikasi dan dapat ditindaklanjuti untuk meningkatkan kesehatan dan ketidaksetaraan kesehatan.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews