Pakar Minta Masyarakat Waspada Flu Burung H5N1

Pakar Minta Masyarakat Waspada Flu Burung H5N1

Pemeriksaan Hewan untuk Cegah Flu Burung di Jakarta. (Liputan6.com)

Batam - Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI, Tjandra Yoga Aditama meminta masyarakat untuk mewaspadai flu burung H5N1. Permintaan ini menyusul peringatan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengenai wabah flu burung.

"Walaupun saat ini WHO masih berpendapat bahwa risiko penularan flu burung ke manusia masihlah rendah tetapi tentu kita harus tetap waspada," ujar Tjandra melalui keterangan tertulis, Selasa (14/2/2023).

Menurut dia, setidaknya ada tiga alasan untuk mewaspadai wabah flu burung. Pertama, sudah ada prediksi setelah Covid-19 akan terjadi pandemi berikutnya. Hanya saja, belum diketahui pasti kapan akan terjadi dan penyakit apa yang jadi pemicunya.

Kedua, diperkirakan ada tiga jenis penyakit yang akan jadi penyebab pandemi berikutnya. Rinciannya, zoonosis (penyakit yang bersumber dari binatang), berbagai jenis influenza, dan penyakit X.

"Flu burung H5N1 memang berasal dari binatang atau unggas dan memang adalah jenis influenza," jelas dia.

Ketiga, flu burung kini mulai menyerang bukan saja unggas tetapi juga binatang menyusui. Bahkan, flu burung sudah mengalami mutasi.

"Kalau mutasi terus berkelanjutan maka tentu mungkin saja menular ke manusia, yang tentu sangat tidak kita harapkan," imbuh dia.

Flu Burung Bisa jadi Pandemi

Tjandra mengatakan, bila flu burung menular ke manusia, maka kemungkinan ada empat hal yang terjadi. Di antaranya, terjadi kasus sporadik atau klaster kecil flu burung di masyarakat.

Kemudian, penularan flu burung yang terjadi di masyarakat berkelanjutan (sustained human to human tnasmission) sehinga memicu wabah pada komunitas lokal (community-level outbreaks).

Bila keadaan terus tidak terkendali dan penyakit flu burung menular luas ke dua regional WHO, maka dapat saja dideklarasikan sebagai keadaan 'Public Health Emergency of International Concern-PHEIC' sesuai aturan dalam International Health Regulation (IHR).

"Kalau tidak terkendali akan dapat saja menjadi pandemi," kata Tjandra.

Cara Mencegah Flu Burung

Menurut Tjandra, ada beberapa hal yang bisa dilakukan pemerintah dan masyarakat untuk mencegah flu burung. Misalnya, Kementerian Kesehatan dan Kementerian Pertanian berkoordinasi untuk mengantisipasi flu burung H5N1.

Sementara masyarakat, sebaiknya tidak menyentuh hewan yang sakit atau mati karena sebab tidak jelas. Bila menemukan hewan mati tanpa sebab, segera melaporkan ke otoritas kesehatan hewan dan puskemas setempat.

Selain itu, perlu dilakukan surveilan pada unggas dan juga hewan mamalia untuk mendeteksi apakah sudah ada infeksi flu burung H5N1. Bila ditemukan hewan yang dicurigai terinfeksi flu burung, maka harus segera ditangani petugas kesehatan.

Petugas kesehatan harus segera menganalisis kasus secara mendalam, menguburkan hewan mati agar tidak terjadi penularan selanjutnya. Kemudian, mendeteksi apakah sudah terjadi penularan kepada manusia dilanjutkan dengan penyelidikan epidemiologik (PE).

"Diperketat kegiatan surveilan pada peternak dan masyarakat yang banyak kontak dengan unggas seperti penjual ayam di pasar dan lain-lain karena merekalah yang punya risiko tinggi tertular, kalau kasus sudah ada pada hewan," ujar Tjandra.

Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara ini menilai, pemeriksaan whole genome sequencing juga perlu digalakkan pada binatang. Di samping itu, kerja sama dengan organisasi internasional, baik WHO maupun World Organization for Animal Health (WOAH) untuk kesehatan hewan harus diperkuat.

"Kesemua kegiatan kewaspadaan di atas adalah salah satu bentuk nyata pendekatan One Health, kesehatan satu bersama, di mana untuk mengatasi masalah kesehatan masyarakat memang diperlukan kerja bersama sektor kesehatan, kesehatan hewan dan bahkan juga kesehatan lingkungan," tutup Tjandra.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews