Menkes: Kekurangan Dokter Spesialis Itu Nyata, Masyarakat Antre-Sulit Berobat

Menkes: Kekurangan Dokter Spesialis Itu Nyata, Masyarakat Antre-Sulit Berobat

Menkes, Budi Gunadi Sadikin. (Foto: ist)

Jakarta - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menaikkan kuota beasiswa dua kali lipat untuk dokter, dokter gigi, subspesialis, fellowship, dan SDM kesehatan lain. Ini menjadi strategi pemerintah untuk meningkatkan kekurangan tenaga dokter yang memicu antrian pasien di beberapa rumah sakit, hingga sulitnya akses mendapatkan layanan kesehatan.

"Kurangnya dokter spesialis itu nyata. Masyarakat hingga kini sulit untuk mendapatkan akses ke dokter. Untuk itu pemerintah ingin mempercepat produksi dokter spesialis sehingga kekurangannya dapat segera diatasi, salah satunya melalui pemberian beasiswa ini," kata Menkes, Senin (13/2/2023).

Dalam kesempatan yang sama, Dirjen Tenaga Kesehatan drg Arianti Anaya, MKM mengatakan 'biang kerok' kekurangan dokter spesialis disebabkan oleh kurangnya sisi produksi sehingga sulit untuk dilakukan pemerataan seluruh fasilitas kesehatan di Indonesia.

"Kementerian Kesehatan melakukan upaya transformasi SDM Kesehatan, salah satunya dengan melakukan pembaharuan sistem guna meningkatkan jumlah produksi serta upaya pemerataan dokter spesialis di seluruh kabupaten/kota di Indonesia," ujar Arianti.

Kementerian Kesehatan bersama LPDP terus berupaya meningkatkan jumlah penerima beasiswa pendidikan dokter spesialis yang semula 300 menjadi 600 di tahun 2022. Pada 2023 menjadi 1.600, dan tahun 2024 akan disediakan sebanyak 2.500 beasiswa untuk dokter spesialis, sub-spesialis, termasuk fellowship lulusan luar negeri.

"Adanya beasiswa pendidikan ini dapat mempercepat pemenuhan jumlah tenaga kesehatan khususnya dokter spesialis yang nantinya dapat tersebar secara merata di seluruh pelosok Tanah Air," ucapnya.
 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews