Kenali Penyebab Orang Pilih Akhiri Hidup dengan Cara Bunuh Diri

Kenali Penyebab Orang Pilih Akhiri Hidup dengan Cara Bunuh Diri

Ilustrasi.

Batam, Batamnews - Peristiwa bunuh diri kembali terjadi di Batam, Kepulauan Riau. Seorang pria berusia 24 tahun nekat mengakhiri hidupnya setelah melompat dari tower berketinggian 20 meter.

Pelaku bunuh diri diketahui berinisial EL. Warga Perumahan Putri Hijau, Kelurahan Sei Langkai itu ditemukan tewas dengan kondisi mengenaskan di bawah tower yang tak jauh dari Polsek Sagulung.

Perlu diketahui, bunuh diri merupakan salah satu penyumbang angka kematian tertinggi di dunia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut, setidaknya 703 ribu orang memilih untuk bunuh diri setiap tahunnya.

Baca: Diduga Frustrasi, Seorang Alumni Politeknik Batam Tewas Loncat dari Tower 20 Meter

Sejumlah penyebab menjadi pemicu orang untuk mengambil jalan pintas bunuh diri. 

Berikut berbagai macam faktor berkontribusi menjadi penyebab orang ingin bunuh diri, seperti dikutip dari hellosehat.com:

1. Depresi yang tidak tertangani

Depresi adalah salah satu gangguan mental yang menjadi penyebab bunuh diri paling tinggi. Gejala depresi yang tidak tertangani dengan baik membuat Anda merasa lelah dan putus asa.

Selain itu, stres dan depresi sering membuat seseorang menyesali hidupnya dan berpikir bahwa tidak ada orang yang sayang padanya. Akibatnya, bunuh diri menjadi tindakan yang tidak terhindarkan.

2. Perilaku impulsif

Impulsif artinya melakukan sesuatu berdasarkan dorongan hati (impulse). Perilaku ini membuat Anda melakukan segala sesuatunya secara spontan.

Perilaku impulsif berbahaya ketika dibarengi dengan munculnya pikiran negatif. Situasi tersebut berisiko membuat Anda berpikir cepat untuk mengakhiri hidup dengan bunuh diri.

3. Masalah dalam kehidupan sosial

Masalah sosial dapat mendorong seseorang melakukan bunuh diri. Beberapa pemicunya mulai dari dikucilkan, bullying pada remaja atau orang dewasa, hingga dikhianati sahabat atau pasangan.

Dengan mencelakai diri sendiri, beberapa dari mereka berpikir bahwa tindakan tersebut dapat menyadarkan orang-orang yang menyakitinya.

4. Konsumsi alkohol dan obat-obatan

Konsumsi alkohol dan obat-obatan secara berlebihan dapat berujung pada aksi bunuh diri. Kebiasaan tersebut dapat membuat Anda mengalami psikosis.

Psikosis merupakan kondisi yang membuat seseorang kesulitan untuk membedakan imajinasi dan kenyataan. Halusinasi dan delusi yang terjadi bisa membawa Anda kepada aksi bunuh diri.

Selanjutnya, Gangguan mental lainnya....

 

5. Gangguan mental lainnya

Sebuah studi dalam jurnal Psychological Autopsy menjelaskan bahwa terdapat satu atau lebih diagnosis gangguan mental pada 90% orang yang bunuh diri.

Selain itu, didapati juga 1 dari 20 orang yang mengidap skizofrenia memilih untuk mengakhiri hidupnya. Kasus bunuh diri juga ditemukan pada orang-orang dengan gangguan kepribadian seperti:

  • antisosial dan asosial,
  • gangguan bipolar,
  • gangguan kepribadian ambang (borderline personality disorder),
  • post traumatic disorder (PTSD), dan
  • narcissistic personality disorder.

6. Pengalaman buruk yang memicu trauma

Trauma yang terjadi pada masa kecil dapat terbentuk di dalam alam bawah sadar seseorang. Pada akhirnya, akan terasa adanya kesulitan untuk keluar dari trauma tersebut.

Beberapa situasi yang dapat memicu trauma di antaranya:

  • kekerasan fisik dan kekerasan verbal,
  • kekerasan seksual, serta
  • kehilangan orang tersayang.

Trauma bisa menghambat seseorang, terlebih jika ia tidak sanggup memaafkan dan berdamai dengan diri sendiri. Kondisi tersebut akhirnya dapat menjadi penyebab munculnya keinginan bunuh diri.

Baca: Polisi Dalami Motif Kematian Wartawan Ghiat News di Perbukitan Sagulung

7. Penyakit yang tak kunjung sembuh

Banyak orang memilih untuk bunuh diri karena penyakit yang mereka derita tidak kunjung sembuh. Umumnya, situasi ini dialami oleh orang-orang yang mengidap penyakit kronis, seperti stroke atau kanker.

Penyakit yang tidak kunjung sembuh dan rasa lelah dalam mengobati penyakit dapat menyebabkan depresi berkepanjangan. Seiring waktu, kondisi tubuh yang terus menurun pun menimbulkan keinginan untuk bunuh diri.

8. Orientasi seksual yang berbeda

Penyimpangan orientasi seksual merupakan salah satu penyebab orang bunuh diri. Umumnya, tindakan ini terjadi karena mereka tidak merasa mendapat dukungan dari orang sekitar.

Apalagi, orang dengan orientasi seksual sering kali dikucilkan masyarakat. Perlakuan tersebut dapat menyebabkan depresi dan berujung pada tindakan bunuh diri.

9. Mengidap penyakit tertentu

Beberapa penyakit dapat memicu keinginan bunuh diri pada diri seseorang. Kondisi ini terjadi karena orang tersebut yakin bahwa penyakit tersebut menjadi akhir dari hidup mereka.

Sebagai contoh, orang yang didiagnosis dengan HIV mungkin merasa bahwa hidup sudah tidak ada gunanya lagi karena penyakit ini belum bisa disembuhkan. Pikiran ini lantas meningkatkan risiko bunuh diri.

Kasus lain juga terjadi pada kehamilan yang tidak diinginkan. Banyak orang yang memilih untuk bunuh diri saat hamil di luar nikah karena takut membuat malu keluarga.

10. Ada anggota keluarga yang melakukan tindakan serupa

Faktor keturunan bisa menyebabkan seseorang melakukan bunuh diri. Jika ada keluarga yang memiliki riwayat bunuh diri, risiko Anda melakukan hal serupa akan lebih besar.

Oleh sebab itu, Anda perlu mengelola kesehatan mental maupun fisik Anda dengan sebaik mungkin, terutama saat menghadapi masalah berat. Dengan begitu, tindakan menyelesaikan masalah lewat bunuh diri dapat dicegah.

Apa yang harus dilakukan jika merasa ingin bunuh diri?

Apabila Anda merasakan gejala depresi, memiliki perasaan ingin bunuh diri, atau mengetahui orang yang sedang dalam pikiran bunuh diri, hubungi call center polisi di 110 atau layanan kesehatan jiwa milik Kemenkes pada nomor 119 atau 118.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews