Misteri yang Terungkap dari Kasus Bom Bunuh Diri di Polsek Astana Anyar

Misteri yang Terungkap dari Kasus Bom Bunuh Diri di Polsek Astana Anyar

Foto: AFP

Bandung - Satu per satu misteri kasus bom bunuh diri yang dilakukan Agus Sujatno di kantor Polsek Astana Anyar, Kota Bandung pada Rabu kemarin mulai terungkap. Hal ini setelah polisi melakukan pendalaman dan pengembangan.

Dalam peristiwa berdarah tersebut, 11 orang menjadi korban. 10 di antaranya anggota Polri sedangkan satu lagi merupakan warga. Dari 10 polisi yang menjadi korban, satu orang bernama Aiptu Sofyan meninggal dunia saat dirawat di rumah sakit.

Aiptu Sofyan rela mengorbankan nyawanya untuk melindungi rekan sesama polisi. Dia mengadang Agus yang berusaha merangsek masuk ke dalam Mapolsek. Korban mengalami luka parah pada bagian leher usai terkena serpihan bom yang berisi paku.

Baca juga: Polresta Tanjungpinang Perketat Keamanan Pasca Bom Bunuh Diri di Polsek Astana Anyar

Kasatbinmas Polrestabes Bandung AKBP Sutorih menuturkan, aksi almarhum sangat heroik. Tanpa adangannya, korban dalam peristiwa bom bunuh diri bisa lebih banyak.

"Beliau seorang pahlawan karena beliau menghalangi," kata Sutorih kepada wartawan di Bandung.

Teka teki pertama yang berhasil diungkap polisi adalah jenis bom yang digunakan Agus. Kepolisian memastikan bom yang dipakai Agus untuk bunuh diri di Mapolsek Astana Anyar adalah bom panci rakitan.

Penyelidikan terhadap kasus ini masih terus berlanjut, di antaranya memeriksa belasan saksi, termasuk dari unsur keluarga pelaku.

Baca juga: Kronologi Aksi Bom Bunuh Diri di Polsek Astana Anyar Bandung

Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan mengatakan berdasarkan hasil pemeriksaan sementara, pelaku membawa dua bom yang dibungkus tas.

"Bom yang digunakan jenis bom panci," tutur Ahmad Ramadhan di Bandung, Kamis (8/12/2022).

Selanjutnya dampak kerusakan yang ditimbulkan, bom panci yang dipakai Agus juga berdampak pada kerusakan sebagian bangunan Mapolsek Astana Anyar.

 

"Daya ledaknya mengakibatkan sebagian bangunan polsek Astana Anyar mengalami kerusakan, dan akibatnya juga selain kerusakan benda juga mengakibatkan 11 orang korban," terang Ramadhan.

Ledakan bom panci tersebut menyebabkan satu anggota Polsek bernama Aiptu Sofyan meninggal, sembilan polisi dan satu warga terluka. Polisi berhasil mengamankan barang bukti sebanyak 23 jenis.

23 jenis barang bukti tersebut di antaranya proyektil bom, paku, motor, senjata tajam dan kertas berisi kritik terhadap RKUHP.

Terakhir terkait cara pelaku membawa bom, Komandan Satuan Brimob Polda Jabar Kombes Pol Yuri Karsono mengatakan, Agus membawa dua bom di dalam tas. Namun yang meledak hanya satu bom.

"Jenis bom meledak rakitan dalam bentuk panci. Di dalamnya ada Paku, baterai, kita dapati residu TATP. Daya ledaknya lagi mengkaji itu," beber Yuri.

Dua tas tersebut dibawa Agus dengan cara dipakai di belakang dan depan. Ledakan bom menyebabkan tubuh Agus terpental. "Kemudian bom ini dibawa tersangka dalam dua tempat, dimasukan ke dalam ransel disimpan di depan dan belakang. Yang meledak komponen bom di belakang, tidak (meledak) bersama tetapi terpental," ujar Yuri melanjutkan.

Satu bom yang tidak sempat meledak itu kemudian diamankan dan diledakkan secara disposal. Rangkaian penyelidikan lainnya masih berlangsung dan akan disampaikan setelah semua informasi terhimpun.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews