Terancam Tak Ada Kubur, Warga Batam: Aku Nggak Mau Meninggal di Batam

Terancam Tak Ada Kubur, Warga Batam: Aku Nggak Mau Meninggal di Batam

Kuburan San Diego Hills di Karawang, Jawa Barat yang harganya mencapai jutaan hingga miliaran rupiah per unit. (Foto: Internet)

BATAMNEWS.CO.ID, Jakarta - Minimnya lahan perkuburan atau permakaman di Batam sangat meresahkan masyarakat. Terutama mulai minimnya lahan di permakaman di Sei Temiang, Batuaji, Kota Batam, Provinsi Kepri.

Hingga saat ini Dinas Sosial Kota Batam belum berhasil menambah lahan tersebut. Isu ini mendapat beragam respon dari netizen.

Sejumlah orang mengaku prihatin dan resah dengan kondisi tersebut. Bahkan diantaranya menyayangkan pemerintah terkait lebih mementingkan pembangunan kawasan properti mewah dibandingkan kuburan untuk manusia.

“Aku gak mau meninggal di Batam deh,” ujar Agus Pasaribu, seorang pengguna media sosial di jejaring sosial Facebook, Senin (14/12/2015).

Beberapa orang lainnya mengaku khawatir bila meninggal di Batam.

“Makanya yg pendatang buruan pulang ke kampung halaman masing2 dr pd jd bangke,” ujar Daenk Syakier.

Beberapa orang lainnya mengatakan, pemerintah daerah saat ini lebih mementingkan pembangunan perumahan dan ruko daripada memikirkan perkuburan tersebut.

Apalagi permasalah minimnya lahan perkuburan itu sudah berlangsung lama. 


“buka lahan perumahan aja cepet 
mo bikin kuburan kok susah,” ujar Ifud.

Komentar serupa ditulis Susilawati Subakti, “karena sudah d bagun ruko n perumahan”.

Seorang warga yang bermukim di Singapura, di grup Facebook Sorot Batam (SoBat) mengungkapkan, Batam mesti belajar dari Singapura mengenai urusan permakaman tersebut.

Di Singapura dengan keterbatasan lahan, namun tidak pernah ada permasalah menyangkut keterbatasan lahan.

“Belajar dari Singapura ttg TPU,” ujar Daniati Nur Fitri.

Pengguna media sosial lainnya, Konang Prijanto meminta warga Batam cepat-cepat mendaftar untuk permakaman. 

“Ayo buruan daftar di TPU, ntar kehabisan tempat...kan kasian kalau sampai dibakar atau dizalimi jenazahnya..,” ujar Konang Prijanto.

Beberapa lainnya memiliki ide lebih ekstrem. Diantaranya ada yang mengusulkan agar jenazah dimakamkan secara berdiri atau dibakar seperti sebagian yang dilakukan warga negara keturunan Tionghoa di Batam.

 

[snw]


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews