Luhut Temui Kumpulan Pengusaha China, Ada Apa?

Luhut Temui Kumpulan Pengusaha China, Ada Apa?

Luhut Binsar Panjaitan

Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan baru saja menemui sejumlah pengusaha asal Tiongkok di Indonesia.

 

Adapun pertemuan tersebut dalam rangka melihat Laporan Kegiatan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan China di Tanah Air.

Menurut dia, di tengah tantangan ekonomi dunia yang tidak pasti, ekonomi Indonesia merupakan salah satu yang dapat bertahan. Hal tersebut tidak terlepas dari kerja sama antara Tiongkok dengan Indonesia.

Baca juga: Ansar Temui Menko Marvest Luhut Bahas Penambahan Investasi Rp 30 T di KEK Galang Batang

"Tadi sudah disampaikan oleh Pak Duta Besar China untuk Indonesia Lu Kang bahwa ini seperti pohon besar yang tumbuh karena kerja sama tadi. China dan Indonesia sudah memiliki lebih enam dekade berjalan bersama," kata dia dalam 'Peluncuran Laporan Kegiatan CSR Perusahaan-perusahaan China di Indonesia' di Raffles Hotel, Jakarta, Jumat (28/10/2022).

Luhut juga membeberkan perkembangan neraca perdagangan antara China dan Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Adapun defisit neraca perdagangan dengan China terus berkurang.

Misalnya, pada 2019 tercatat sebesar US$ 17 miliar, kemudian pada 2021 turun menjadi US$ 2,5 miliar.

"Jadi kalau orang mengatakan kita didikte China sama sekali tidak benar kalau kita melihat angka-angka ini," ujarnya.

Baca juga: Luhut-Airlangga Beda Suara Soal Rencana Kenaikan Harga BBM

Lebih lanjut, Luhut juga optimistis dalam waktu dekat Indonesia akan mencatatkan surplus neraca perdagangan terhadap China. Apalagi, Negeri Tirai Bambu juga melihat bahwa efisiensi Indonesia dari hari ke hari semakin membaik.

Di samping itu, Indonesia saat ini juga terus berupaya untuk mewujudkan transformasi ekonomi dengan penciptaan nilai tambah melalui hilirisasi. Dengan begitu, negara tidak lagi mengandalkan ekspor komoditas bahan mentah.

"Dulu kita bertumpu pada harga komoditas yang tinggi. Tapi orang lupa bahwa hilirisasi itu sekarang punya dampak yang luas. Freeport 54 tahun di sini tidak pernah melakukan hilirisasi. Perusahaan-perusahaan China masukkan hilirisasi dengan teknologi yang sangat baik, dan juga transfer teknologi," katanya.

 

Meski demikian, tak dapat dipungkiri bahwa dalam lima tahun pertama perusahaan China melakukan hilirisasi di Indonesia, banyak pegawai dan ahli yang berasal dari negara tersebut. Luhut pun mengaku banyak dikritik mengenai hal itu.

"Tapi memang kita tidak punya. Tapi sekarang tiga tahun terakhir kami lihat makin banyak anak Indonesia seperti yang disampaikan tadi Pak Duta Besar China sudah ada yang sekarang menjadi salah satu operator di sana. Hal-hal semacam ini kalau Bapak-Ibu lihat di daerah banyak sekali. Tanpa kita sadari, pendidikan di Indonesia Timur, di berbagai tempat, itu berkembang dengan baik," ungkap Luhut.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews