Kisah Andien Pernah Dianiaya Mantan Kekasih, Jadi Korban Abusive Relationship

Kisah Andien Pernah Dianiaya Mantan Kekasih, Jadi Korban Abusive Relationship

Andien/detik.com

Jakarta - Penyanyi Andien menceritakan pengalamannya menjadi korban abusive relationship dan mendapat kekerasan dari mantan pacarnya dulu. Meski sempat putus, Andien luluh karena kasihan kepada mantannya.

"Gue pernah ngalamin abusive relationship (nggak bisa dibilang KDRT karena belum menikah) with my boyfriend back then. Pas dipukul pertama kali, gue langsung putusin. Besoknya dia kayak nangis-nangis, mohon-mohon dan bilang nggak bisa hidup tanpa gue. Lalu karena gue kasihan, gue luluh," tulis Andien, melalui akun Twitter-nya, Sabtu (15/10/2022).

Namun kekerasan yang dialami Andien tidak berhenti sampai disitu. Saat kembali bersama pun, sang kekasih tetap melakukan kekerasan yang berulang selama 9 bulan.

Baca juga: Deretan Janji Manis Rizky Billar Usai Bebas dari Jeratan Hukum Kasus KDRT

Polanya juga selalu sama. Sang mantan akan menganiaya kemudian saat diputuskan, ia akan meminta maaf, memohon sampai menangis, mengaku jera dan berjanji tidak mengulangi lagi.

"Tapi emang ya, cowok gue waktu itu kayaknya sgt manipulatif sehingga bs membuat gue ingin bertanggungjawab dan menjadi 'hero' dalam hidupnya," lanjut pelantun Gemintang itu.

Andien beralasan tak mengadukan penganiayaan itu ke polisi karena takut kariernya hancur. Ia akhirnya tersadar saat sang Bunda menasehatinya dan menyebut bukan tanggung jawab dia untuk 'menyembuhkan' orang lain.

'Lingkaran setan' kasus kekerasan domestik

Psikolog klinis Anastasia Sari Dewi menjelaskan dalam kasus kekerasan, kerap terjadi cycle of abuse atau 'lingkaran setan' penyebab korban tak bisa lepas dari pelaku.

Baca juga: Lesti Kejora Cabut Laporan KDRT, Mohon-mohon Rizky Billar Tak Ditahan

Salah satu fasenya disebut dengan honeymoon, yakni fase di mana pelaku dan korban berselisih dengan baik atau memilih berdamai.

"Pelaku khususnya, itu memperlakukan korban cenderung manipulatif. Seolah-olah membahas permasalahannya itu adalah kesalahan dari si korban," ungkap Anastasia pada detikcom, Jumat (14/10/2022).

Anastasia mengungkapkan jika hanya dengan berjanji tidak mengulangi lagi atau hanya dilaporkan ke pihak kepolisian saja masih kurang efektif. Sebab, di dalam diri si pelaku masih ada yang bergejolak, dan suatu saat bisa saja meledak lagi.

 

Maka dari itu, si pelaku perlu dilatih untuk mengendalikan ledakan emosinya dan mengatasi cara berpikirnya yang salah. Menurutnya, jika ada kesempatan si pelaku bisa saja melakukan kekerasan lagi.

"Karena kalau kapok sama laporan kepolisian, tapi jika dia lihat ada kesempatan pada korban yang memungkinkan bisa lagi menjadi lampiasannya, dia itu akan terjadi lagi (kekerasan)," tegas Anastasia.

 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews