Kontraktor Senior: Jangan Cuma Plafon, Semua Bangunan Masjid Tanjak Harus Dicek Ulang!

Kontraktor Senior: Jangan Cuma Plafon, Semua Bangunan Masjid Tanjak Harus Dicek Ulang!

Masjid Tanjak. (ist)

Batam, Batamnews - Baru saja diresmikan dan jadi ikon baru di Batam, plafon Masjid Tanwirun Naja (Masjid Tanjak) runtuh. Sontak hal ini menjadi sorotan banyak pihak.  

Sebelumnya BP Batam lewat keterangan resmi menyebutkan pemicu ambruknya plafon tersebut dikarenakan faktor cuaca.

Batam beberapa pekan belakangan kerap diguyur hujan hingga mengakibatkan kelembaban yang jadi pemicu.

Baca juga: Masjid Tanjak Batam Tak Sesuai Spek? Rudi: Innalillahi Tuduhan yang Tidak Pas!

Hanya saja, Anggota Badan Advokasi Penyelamat Aset Negara (BAPAN) RI, Ir Suparman menilai hal itu tidak bisa dijadikan alasan. Ia punya analisa berbeda.

"Tak ada hubungannya dengan faktor cuaca. Itu jawaban yang menghindar dari masalah," ujarnya, Senin (12/9/2022).

Suparman mengatakan, dengan gagalnya pembangunan tersebut, Kepala BP Batam, Muhammad Rudi tidak perlu memanggil kontraktor untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Baca juga: BP Batam: Pemeliharaan Masjid Tanjak Sedang Dilakukan

Ia menyarankan agar Rudi untuk membuat tim independen khusus untuk menyelidiki seluruh bangunan tersebut. "Jangan plafon saja yang diperiksa, bangunan lainnya juga harus diperiksa," ujarnya.

Solusi lain yang dia berikan yakni memanggil Lembaga Afiliasi Peneliti Indonesia (LAPI) untuk memeriksa detail bangunan Masjid Tanjak. Sementara penegak hukum juga harus memeriksa proses lelang dan perencanaan karena menurutnya anggaran yang digelontorkan terlalu besar.

"Kalau tidak ingin jamaah ditimpuk bangunan, Rudi tak perlu memanggil kontraktor. Cukup membentuk tim khusus dari LAPI itu," kata Suparman yang merupakan kontraktor senior di Batam itu.

 

Kelayakan bangunan masjid juga dipertanyakan. Sebab yang diketahui Suparman bahwa sejauh ini tidak ada bukti surat kelayakan dari bangunan tersebut.

"Saya menghitung biaya yang dikeluarkan itu Rp 19 juta per meter persegi, kalau saya memprediksi itu plafonnya sudah bisa dilapisi emas," kata dia.

Menurut perhitungan dia, standar biaya untuk pembangunan masjid itu sebesar Rp 10 juta per meter persegi. Dengan besaran segitu kualitasnya juga sudah cukup baik dan sangat layak.

"Biaya Rp 39 miliar untuk pembangunan masjid yang seperti itu sangat tidak masuk akal bagi saya," kata dia.

Ia juga mengkritik pengerjaan Masjid Tanjak itu. Dimana tak ada perhitungan mengenai beban plafon.

"Kerangka plafon pakai puring. Kalau seperti itu tidak bisa pakai puring, itu harus pakai rangka beso holo. Saya menyarankan untuk membentuk tim khusus dan panggil LAPI. Kalau panggil kontraktor nanti ujung-ujungnya debat 'dagang sapi'. Tidak menyelesaikan masalah," ujarnya.

Ia juga sempat menelusuri jejak perusahaan pengerja proyek tersebut. Dalam konteks hukum saja, PT Nenci Citra Pratama pernah bermasalah hingga diperiksa KPK.

Dikatakan Suparman, PT Nenci Citra Pratama tak berpengalaman dalam mengerjakan proyek puluhan miliar. Kemampuan dasar perusahaan tersebut pun dipertanyakan.

"Ada permainan besar-besaran dan harus diungkap. Ini perusahaan baru berdiri 5 tahun dan belum pernah mengerjakan proyek besar. Jelas ada permainan di sini. Saya akan buat laporan ke KPK untuk menyelidiki ini karena banyak yang janggal," pungkasnya.

Beberapa anggota polisi dari Ditreskrimsus Polda Kepri juga sempat turun ke lokasi untuk melakukan pengecekan pasca ambruknya plafon Masjid Tanwirun Naja.

Direktur Reserse Kriminal Khusus (Dirreskrimsus) Polda Kepri, Kombes Pol Teguh Widodo mengatakan, pihaknya telah melakukan pengecekan terkait ambruknya Masjid Tanjak.

“Anggota sudah turun TKP dalam rangka pengumpulan bahan keterangan. Pekerjaan masih PHO (Provisional Hand Over) dan masih dalam pemeliharaan,” kata Teguh, tempo lalu.

Teguh menerangkan, bahwa hasil pemeriksaan sementara belum ditemukan unsur kelalaian dalam proses pengerjaan masjid tersebut.

Selanjutnya: Spesifikasi Masjid Tanjak, Biaya hingga kontraktor..

 

Dibangun sekitar 3 bulan yang lalu dan digadang-gadangkan menjadi ikon wisata religi Kota Batam, Kepulauan Riau, plafon bangunan Masjid Tanwirun Naja atau Masjid Tanjak malah ambruk.

Peristiwa itu terjadi pada Kamis (8/9/2022) lalu. Kondisinya cukup memprihatinkan, hampir seluruh plafon pada Masjid Tanjak roboh. Hanya tersisa beberapa ornamen di sekeliling lampu utama saja.

Sebagai informasi, pembangunan masjid tersebut menggelontorkan anggaran yang fantastis, yakni sebesar Rp 39 miliar lebih. Uang tersebut diambil dari dana Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).

Untuk kontraktor pemenang pembangunannya ialah PT Nenci Citra Pratama, Konsultan Perencana Y Seno Prakoso dan Konsultan Supervisi PT Narga Saraba Bhumi.

Masjid tersebut dibangun mulai dibangun pada 23 Desember 2020 dengan masa pengerjaan selama 16 bulan. Lokasinya berada di daerah Batu Besar, tak jauh dari Bandara Hang Nadim Batam.

Masjid Tanjak didirikan di lahan seluas sekitar 15.797 meter persegi, lantai 1 luas bangunan 2.094 meter persegi, lantai 2 luas bangunan 468 meter persegi.

Tinggi bangunan masjid mencapai 39,5 meter, tinggi menara masjid 45 meter, kapasitas jamaah pria pada lantai 1 dapat menampung sebanyak 900 jamaah, dan kapasitas jamaah wanita pada lantai 2 dapat menampung sebanyak 350 jamaah.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews