Keluarga Nelayan Menangis Mengadu ke DPRD Bintan 'Teraniaya' Pukat Trawl

Keluarga Nelayan Menangis Mengadu ke DPRD Bintan

Marjanah, ibu dari keluarga nelayan yang ikut unjuk rasa dan mengadu ke DPRD Bintan. (Foto: Ary/Batamnews)

Bintan, Batamnews - Wanita asal Kecamatan Bintan Pesisir, Marjanah, menangis saat menceritakan nasib suami dan anak-anaknya yang bekerja sebagai nelayan dihadapan Komisi II DPRD Bintan, Senin (22/8/2022)

Marjanah merupakan salah seorang ibu-ibu dari puluhan nelayan yang datang ke dewan. Dia mengadukan maraknya aktivitas kapal mini trawl di Perairan Bintan hingga merugikan keluarganya.

"Anak saya nelayan semuanya. Kehidupan mereka bergantung pada hasil tangkapan ikan. Baik untuk bantu hidup saya dan menyekolahkan anak-anak mereka atau cucu saya," ujar wanita lansia ini.

Namun semenjak maraknya aktivitas kapal trawl membuat perekonomian keluarganya memburuk. Sebab hasil tangkapan ikan menurun drastis. 

Pendapatan yang diperoleh tak mampu membayar iuran sekolah cucunya yang duduk dibangku SMA. Bahkan sudah nunggak selama 3 bulan. Sehingga cucu-cucunya malu untuk bersekolah.

"Sudah 3 bulan cucu saya tak bayar SPP. Tapi saya selalu bilang sama cucu-cucu, sabar ya nak tunggu bapakmu pulang dari laut. Nanti pasti dibayarkan," katanya dengan suara tersedu-sedu.

Seuntai harapan agar anaknya membawa pulang banyak uang juga pupus. Karena bubu milik anaknya yang didapat dari hasil utang kepada toke ikan hilang terbawa oleh pukat trawl. 

Kondisi kehidupan inilah yang membuat dirinya ikut serta datang bersama para nelayan ke dewan. Tujuannya hanya satu yaitu mendapatkan solusi yang tepat untuk merubah situasi. 

"Kami hanya ingin meminta kejelasan dan solusi agar kondisi bisa seperti dulu. Tak ada pukat trawl ataupun cantrang. Karena jika ini dibiarkan maka anak dan cucu-cucunya akan hidup sengsara," ucapnya.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews