Serangan Drone CIA Tewaskan Pemimpin Al-Qaeda Ayman al-Zawahiri

Serangan Drone CIA Tewaskan Pemimpin Al-Qaeda Ayman al-Zawahiri

Ayman al-Zawahiri (Foto: via Liputan6.com)

Washington - Pemimpin Al-Qaeda, Ayman al-Zawahiri, tewas dalam serangan pesawat tak berawak oleh Central Intelligence Agency (CIA) Amerika Serikat (AS) awal pekan ini, kata Presiden AS, Joe Biden.

"Keadilan akhirnya ditegakkan dan pemimpin teroris ini tidak ada lagi," katanya dalam pernyataan yang disiarkan televisi baru-baru ini, dikutip Reuters, Selasa (2/8/2022).

Operasi itu adalah yang terbesar sejak dan pukulan besar bagi kelompok itu, sejak pendirinya, Osama bin Laden, dibunuh oleh pasukan AS pada 2011.

Zawahiri, seorang ahli bedah Mesir, masuk dalam sayembara berhadiah USD 25 juta bagi siapapun yang berhasil menangkapnya.

Ia juga dituding  terlibat dalam mengoordinasikan serangan September 2001 di AS, yang menewaskan hampir 3.000 orang.

Seorang pejabat AS yang menolak disebutkan namanya mengatakan CIA meluncurkan serangan pesawat tak berawak dari Kabul, ibukota Afghanistan, pada hari Minggu (31/7/2022).

"Selama akhir pekan lalu, AS melakukan operasi kontra-terorisme terhadap target utama Al-Qaeda di Afghanistan.

"Operasi itu berhasil dan tidak ada korban di antara masyarakat yang dilaporkan," katanya.

Namun, tidak jelas bagaimana AS, yang tidak memiliki pasukan di Afghanistan, dapat memastikan Zawahiri terbunuh.

Ada desas-desus tentang kematian Zawahiri beberapa kali dalam beberapa tahun terakhir, termasuk laporan lama bahwa kesehatannya buruk.

Dalam video terbaru April lalu, Zawahiri memuji seorang wanita Muslim India karena memprotes larangan hijab dan membantah rumor bahwa dia telah meninggal.

Kematiannya, yang dikonfirmasi Biden hari ini, juga menimbulkan pertanyaan tentang apakah Zawahiri menerima perlindungan dari Taliban setelah pengambilalihan Afghanistan pada Agustus tahun lalu.

Ini adalah serangan pesawat tak berawak AS pertama yang diketahui di Afghanistan sejak pasukan dan diplomatnya meninggalkan negara yang bermasalah itu pada Agustus tahun lalu.

Langkah itu dikatakan meningkatkan kredibilitas jaminan Washington bahwa AS masih mampu menghadapi ancaman dari Afghanistan tanpa kehadiran pasukan di negara itu.

Zawahiri diketahui bersembunyi di sebuah rumah di Kabul dan menurut pejabat AS, dia tewas dalam 'serangan udara langsung' menggunakan dua rudal Hellfire, tanpa melibatkan pasukan AS di Kabul selama serangan itu.

Dalam sebuah pernyataan, juru bicara Taliban, Zaibhullah Mujahid, membenarkan bahwa serangan telah terjadi dan mengutuk keras tindakan tersebut, menggambarkannya sebagai terorisme berdasarkan prinsip-prinsip internasional.

Sebelumnya, juru bicara Kementerian Dalam Negeri, Abdul Nafi Takor, membenarkan bahwa sebuah rumah dihancurkan oleh serangan roket di Sherpoor tetapi tidak ada korban yang dilaporkan karena rumah itu kosong.

Sumber Taliban lainnya mengatakan ada laporan pesawat tak berawak terbang di wilayah udara Kabul pada pagi hari serangan itu.

Zawahiri, bersama dengan operasi senior Al-Qaeda lainnya, diyakini telah merencanakan serangan terhadap kapal Angkatan Laut AS USS Cole pada 12 Oktober 2000 di Yaman, menewaskan 17 personel Angkatan Laut AS dan melukai lebih dari 30 lainnya, menurut laman Rewards for Justice.

Dia dijatuhi hukuman di AS atas perannya dalam pemboman Kedutaan Besar AS di Kenya dan Tanzania pada 7 Agustus 1998, menewaskan 224 korban dan melukai lebih dari 5.000 lainnya.

Osama dan Zawahiri berhasil melarikan diri ketika pasukan sekutu pimpinan AS menggulingkan pemerintah Taliban di Afghanistan pada akhir 2001, menyusul serangan 11 September di AS.

Keberadaan Zawahiri yang pernah diisukan bersembunyi di wilayah suku Pakistan atau Afghanistan, sebelumnya tidak diketahui hingga serangan drone terbaru ini. 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews