Jakarta - Pabrikan mobil Jepang tak mau kalah akan memproduksi mobil listrik di Indonesia. Hal ini bersamaan dengan penetrasi pabrik mobil Korea Selatan Hyundai dan Wuling China yang memproduksi mobil listrik di dalam negeri.

Pada pertemuan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dengan Menteri Ekonomi, Perdagangan dan Industri (METI) Jepang Koichi Hagiuda di Jepang, baru-baru ini. Terungkap kedua negara membahas investasi yang telah dilakukan oleh pemerintah Jepang di industri otomotif Indonesia. 

"Kemajuan kerja sama di industri otomotif antar kedua negara sudah sangat baik. Sejumlah perusahaan Jepang juga terus meningkatkan komitmen investasinya di Indonesia," kata Hagiuda dalam pernyataan resmi Kemenko Perekonomian, Senin (25/7/2022).

Pada pernyataan resmi itu, Mitsubishi telah berkomitmen untuk memulai produksi electric vehicle di Indonesia pada awal tahun 2023 yang bertujuan untuk memperluas pasar ekspor.

Selain Mitsubishi dan Toyota, Nissan juga akan mengembangkan produksi electric vehicle di Indonesia. Nissan rencananya akan menggunakan teknologi lain yang juga ramah lingkungan dan sudah mempertimbangkan menggunakan bahan bakar berbasis hidrogen. 

Sebelumnya pada 2020 Toyota menyiapkan industri mobil listrik di Indonesia, salah satunya dalam hal infrastruktur. Toyota sudah menyiapkan lahan besar untuk pengembangan mobil listrik tersebut. Selain itu, investasi sebesar US$ 2 miliar atau sekitar Rp 28 triliun disiapkan dalam 5 tahun ke depan.

"Kita menggunakan fasilitas yang ada, tapi supply chain juga kita kembangkan. Kapasitas kita kan masih gede. Tanah kita masih 250 Hektare (Ha), kita udah beli kok lama, jadi siap. Jadi nggak usah beli-beli lagi lah, sudah ada," kata Direktur Administrasi, Korporasi, dan Hubungan Eksternal PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Bob Azam kepada CNBC Indonesia, Kamis (10/12/20).

Hyundai telah membangun pabrik di Kota Deltamas, Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Pabrik yang digunakan untuk memproduksi mobil listrik ini berdiri di atas tanah seluas 77,6 hektare dan siap produksi pada 2022.