Apple Bekali iPhone Fitur Anti-software Mata-mata Israel

Apple Bekali iPhone Fitur Anti-software Mata-mata Israel

Ilustrasi.

Jakarta - Apple memperkenalkan fitur keamanan ekstrem baru di iOS 16. Namanya Lockdown Mode, pengaturan ini menguatkan sistem keamanan iPhone untuk mencegah masuknya serangan siber dari program jahat mata-mata (spyware) ke perangkat.

Fitur keamanan semacam ini dibutuhkan untuk kelompok pengguna iPhone yang rawan terkena software mata-mata, seperti aktivis, politikus, atau jurnalis.

Lockdown Mode tidak hanya meluncur di iOS 16. Apple juga akan membawa keamanan barunya ke iPadOS 16 dan macOS Ventura.
Lockdown Mode meminimalisasi masuknya spyware pada celah yang bisa dieksploitasi. Ia memblokir banyak jenis lampiran pesan, menonaktifkan pratinjau tautan, menonaktifkan teknologi browsing web tertentu secara default, memblokir undangan dan panggilan FaceTime dari sumber tidak dikenal, mengunci koneksi kabel ke komputer atau aksesori saat perangkat terkunci, dan menonaktifkan kemampuan untuk menambahkan profil konfigurasi baru atau mendaftar di manajemen perangkat seluler (mobile device management).

Kita sudah mengenal spyware Pegasus, software buatan NSO asal Israel, yang digunakan oleh pemerintah di beberapa negara untuk membobol smartphone milik aktivis atau jurnalis. Spyware ini masuk lewat mekanisme “zero-click”,  dengan korban tidak perlu mengklik link atau melakukan apa-apa tapi spyware tetap bisa masuk dan mengambil alih HP.

Fitur ini sudah muncul di iOS 16 Developer Beta 3, sistem operasi iPhone yang tersedia khusus untuk developer mengembangkan aplikasinya agar bisa berjalan dengan lancar di OS terbaru Apple ini.

Sebelumnya, Apple dikritik karena tidak melibatkan peneliti keamanan siber untuk mencari celah di perangkatnya, seperti yang sering dilakukan perusahaan teknologi besar lain.

Hal itu berubah sejak Apple membuat program pencarian celah keamanan (bounty bug) per 2016. Sekarang, Apple melaksanakan bounty senilai 2 juta dolar AS atau senilai Rp 29,9 miliar (kurs Rp 14.998) bagi yang dapat menemukan celah di Lockdown Mode ini.

“Meskipun sebagian besar pengguna tidak akan pernah menjadi korban serangan siber yang sangat ditargetkan, kami akan bekerja tanpa lelah untuk melindungi sejumlah kecil pengguna yang menjadi korban," jelas kepala teknik dan arsitektur keamanan Apple, Ivan Krstić.

"Itu termasuk terus merancang pertahanan khusus untuk para pengguna ini, serta mendukung peneliti dan organisasi di seluruh dunia melakukan pekerjaan yang sangat penting dalam mengungkap perusahaan tentara bayaran yang menciptakan serangan digital ini."
 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews