Cerita Dramatis di Kapal Sea Prince yang Celaka (seri-2)

Penumpang Sea Prince: Kapten! Kapten! Apa yang Terjadi!

Penumpang Sea Prince: Kapten! Kapten! Apa yang Terjadi!

Penumpang kapal Sea Prince berusaha menyelamatkan diri dari dalam kapal yang kandas. (Foto: Facebook/Chella Ho)

BATAMNEWS.CO.ID, Singapura - Seorang penumpang kapal Sea Prince dari Batam ke Singapura tenggelam di perairan Batam, Provinsi Kepri, menceritakan kejadian dramatis pada Minggu malam (29/11/2015) tersebut. Penumpang wanita, Adilah Rahmat itu, bersama berpenumpang 97 orang lainnya tengah diliputi kecemasan. 

Apalagi mereka tidak mendapat pemberitahuan dari Kapten maupun kru kapal bagaimana menyelamatkan diri dari kejadian mengerikan itu. Maut pun sudah di depan mata.

Kapal itu kandas di perairan Batam, Provinsi Kepri, Minggu malam. Puluhan orang tersebut nyaris menjadi korban jiwa.

Berikut penuturan seorang penumpang kapal Adilah Rahmat di laman Facebooknya:

Kami melihat sejumlah kru tengah sibuk memompa air keluar dari kamar mesin. Hanya ada satu pompa yang beroperasi menyedot air dari kapal yang telah bocor. 

Parahnya lagi, pompa mesin itu tampak tak berfungsi normal. Pompa itu beberapa kali mati.

Mereka mencoba menghidupkan kembali lagi dan lagi. Celakanya, selama itu, tidak ada update yang diberikan kepada penumpang dari setiap anggota kru atau kapten. 

Kemudian saya diberitahu oleh dua penumpang untuk membagikan jaket keselamatan kepada penumpang, dan tetap tenang serta tetap duduk di tempat masing-masing. 

Setiap orang mengikuti perintah itu, namun beberapa diantaranya kesulitan menggunakan jaket pelampung. 

Tidak ada instruksi tentang bagaimana untuk memakai life jackets tersebut sebelumnya. Kebanyakan dari mereka tidak memakai dengan baik dan benar. 

Seorang penumpang terpaksa berinisiatif membantu dan masuk ke kabin serta memeriksa jaket pelampung setiap penumpang. 

Ia memastikan bahwa mereka menggunakan dengan benar. Pada saat itu, perahu itu sudah mulai berat ke bagian buritan dan tenggelam. Lagi-lagi tidak ada pemberitahuan resmi dari Kapten. Semua awak kapal berkumpul di bagian belakang kapal.

Puluhan orang mulai terlihat panik saat bau asap mulai tercium jelas. Sementara itu, awak dan dua penumpang terus mencoba dan menghidupkan kembali pompa. 

Seorang penumpang sempat bertanya apa tindakan selanjutannya dari awak kapal, namun tak seorang pun bisa menjawab. 

Mereka saling pandang dan membisu. Karena tidak ada tanggapan, penumpang itu kemudian pergi ke dek atas untuk berbicara dengan kapten. 

Penumpang itu mengetuk pintu yang terkunci dengan keras. Kapten membuka pintu. Penumpang kemudian bertanya, “Kapten! Kapten! Apa yang terjadi!”. 

Penumpang mendesak Kapten untuk menjelaskan rencana penyelamatan kepada seluruh penumpang. Penumpang juga mendesak apakah Kapten telah mengerahkan kapal penyelamat mereka. 

Kapten hanya menyebutkan bahwa ada sebuah kapal yang dikerahkan tapi tidak bisa mendekat ke kapal karena perairan dangkal. 

Penumpang kemudian diberitahu oleh Kapten bahwa kapal pancung akan diturunkan ke bawah untuk membantu rencana evakuasi. 

Kapten menuturkan, ada 4 rakit yang dapat digunakan untuk penyelamatan. Pada saat ini, banyak penumpang sudah membuat memberitahu ke kerabat mereka dan pihak otoritas di Singapura untuk menginformasikan apa yang telah terjadi serta memberitahu kondisi terakhir musibah tersebut.

 

[snw]


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews