Cerita Dramatis di Kapal Sea Prince yang Celaka (seri-1)

Kapal Baru 17 Menit Melaju, Lambung Sea Prince Berdentum, Kami Melihat Air Masuk Kamar Mesin

Kapal Baru 17 Menit Melaju, Lambung Sea Prince Berdentum, Kami Melihat Air Masuk Kamar Mesin

Adilah Rahmat (berkaca mata). (Foto: Facebook/Adilah Rahmat)

BATAMNEWS.CO.ID, Singapura - Kapal feri berpenumpang 97 orang kandas di perairan Batam, Provinsi Kepri, Minggu malam (29/11/2015). Puluhan orang tersebut nyaris menjadi korban jiwa.

Mereka mengaku trauma akibat kejadian yang tak diduga itu. Diduga kejadian itu akibat kesalahan nakhoda kapal yang salah memilih jalur.

Kantor Pelabuhan Batam menyatakan penyebab bocornya kapal akibat baling-baling kapal terlilit jangkar kapal itu sendiri.

Dari 97 penumpang, 51 orang diantaranya adalah warga negara Singapura. Mereka ketakutan mengalami kejadian itu. Apalagi penanganan saat kapal tengah sekarat itu berjalan tak sesuai prosedur.

Berikut penuturan seorang penumpang kapal Adilah Rahmat di laman Facebooknya:

Saya ingin membagikan cerita bagaimana kejadian sebenarnya kapal Sea Prince! Tulis Adilah memulai menulis mengenai cerita kejadian Sea Prince tersebut.

Kami mencapai Nongsapura Ferry Terminal di sekitar 16:45 WIB. Feri akan berangkat pada pukul 17:10 WIB.

Semua orang sudah antri di gerbang keberangkatan. Kami mulai masuk gerbang keberangkatan dan menunggu naik feri. Personil di terminal feri mengatakan kepada kita untuk menunggu. 

Tidak ada yang memberitahu kami bahwa ada penundaan. Kami menunggu sampai sekitar 17:30 sebelum kita semua naik feri. 

Kami menyadari bahwa kita sedang mengambil feri Sea Prince bukan Batamfast. Kami mulai ragu dan bertanya-tanya. Kami tidak tahu apakah Sea Prince adalah feri outsourcing bawah Batamfast.

Penumpang kapal yang tampak panik berusaha menyelamatkan diri. (Foto: Facebook)

Kami baru berangkat ke Singapura sekitar pukul 17:40. Tak sampai 10 sampai 15 menit setelah keberangkatan dari Nongsapura Terminal Feri, kami mendengar suara yang sangat keras, diikuti oleh suara dentuman dari bagian lambung kapal. 

Sebagian besar penumpang kaget dan bingung mendengar suara itu. Semua mengira kapal menabrak karang karena air tengah surut. Setelah insiden itu kami baru diberitahu kapal mengalami masalah.

Kapten kapal mematikan mesin. Setelah itu mesin dihidupkan kembali. Kemudian, perjalanan dilanjutkan. Feri mulai bergerak cepat, dan dua menit berselang, lagi-lagi terdengar seperti dentuman di bawah kapal.

Pada saat ini, semua orang mulai panik. Semua awak di atas kapal berlari ke bagian belakang kapal. Tidak ada yang pemberitahuan kepada penumpang.

Dua penumpang, yang berlatar belakang teknik, melihat ruang mesin mulai dipenuhi air. 

Mereka yakin kapal mengalami kebocoran di bagian bawah. Volume air di bagian mesin terus naik. 

Pada saat itu, aku pergi ke belakang untuk memeriksa apa yang terjadi dan untuk melakukan pengendalian massa. Saya melihat dua penumpang serta tiga anggota awak lainnya mencoba untuk menghidupkan kembali pompa transfer portabel, menguras air. 

Mereka mencoba untuk memompa keluar air dari kompartemen yang lebih rendah. Pada saat ini, kapal itu sudah berat di sisi belakang.

 

[snw]


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews