Warga Kaveling Kamboja Akhirnya Sepakati Solusi PT Moya

Warga Kaveling Kamboja Akhirnya Sepakati Solusi PT Moya

Proses Penandatanganan Hasil Perundingan Warga RW 15 Kaveling Kamboja dan PT Moya Indonesia. (Foto: Margaretha/Batamnews)

Batam, Batamnews - Warga RW 15 Kaveling Kamboja, Sei Pelunggut, Sagulung, Kota Batamboleh berbesar hati. Usai melakukan unjuk rasa di depan Kantor Pusat Pelayanan SPAM Batam mereka akhirnya pulang ke rumahnya masing-masing dengan sedikit rasa lega.

Hal ini usai terjalin beberapa kesepakatan dengan PT Moya terkait tuntutan mereka. Warga sebelumnya menggelar aksi protes,  Selasa (31/5/2022).

Baca juga: Solusi Moya Atasi Komplain Warga Terkait Air Bersih di Kaveling Kamboja

Sebelumnya, proses perundingan berlangsung cukup alot karena warga meminta agar masalah distribusi air ditangani secepatnya. Perundingan itu dilakukan di dalam kantor PT Moya Indonesia. 

PT Moya Indonesia akan melakukan upsize pipa sekunder dan tersier. Kemudian memperkuat alur pipa induk dari jalur perumahan putri hijau. Serta Pembangunan kapasitas produiks, WTP Muka Kuning debesar 350 liter/detik. 

Pelaksanaan pekerjaan atau konstruksi fisik terkait jaringan akan dilaksanakan paling lambat Oktober 2022. Sebelumnya PT Moya Indonesia berjanji melakukan konstruksi fisik pada Januari 2023, namun akhirnya dipercepat karena warga tidak terima dengan kebijakan tersebut. 

Dan terakhir, PT Moya Indonesia menambah 2 water tanker, dimana biasanya disediakan 12 warer tanker untuk melayani kebutuhan air Warga di Kaveling Kamboja. 

Hasil perundingan tersebut ditandatangani oleh pihak PT Moya Indonesia dan 10 orang perwakilan warga RW 15 Kaveling Kamboja, Sei Pelunggut, Sagulung. 

Sebelumnya diberitakan, Plt Manager Copprate Communication PT Moya Indonesia, Steve William menyampaikan bahwa distribusi air untuk para pelanggan air di RW 15 Kaveling Kamboja, Sei Pelunggut, Sagulung, Kota Batam mengalami kendala karena beberapa faktor. 

“Jadi prinsipnya bukan tidak ada air, namun jam air mengalir yang mereka harapkan tidak terpenuhi,” ujar Steve saat ditemui Batamnews di sela-sela aksi protes warga.

Baca juga: Emak-emak Protes Layanan Air Bersih PT Moya 

Adapun beberapa faktor penyebab, distribusi air mengalami kendala karena kawasan tersebut merupakan ujung perpipaan. Sehingga konsentrasi air lebih dulu terpenuhi di hulu, dan terakhir di bagian hilir. “Makanya air menuju kesana mengecil,” katanya. 

Lalu faktor lainnya karena dipengaruhi elevasi yang cukup tajam. Kontur lahan terdiri dari yang tinggi dan rendah. 

“Kebetulan di kawasan itu, elevasinya tinggi, sehingga memang menyulitkan air teraliri kesana,” jelasnya. 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews