Wah, ISIS Ingin Bikin Provinsi di Asia Tenggara

Wah, ISIS Ingin Bikin Provinsi di Asia Tenggara

Ilustrasi kelompok ISIS. (foto:ist/net)

BATAMNEWS.CO.ID, Kuala Lumpur - Asia Tenggara terancam diserang kelompok ISIS dengan pola serangan gaya Paris, seiring dengan kembalinya para pendukung ISIS dari Suriah. Demikian dikatakan Wakil Menteri Dalam Negeri Malaysia Datuk Nur Jazlan Mohamed, seperti dilansir Reuters, Rabu (25/11/2015).

Pada September lalu, polisi berhasil mengungkap rencana peledakan bom di kawasan pariwisata Bukit Bintang, Kuala Lumpur. Polisi Malaysia tambah pusing setelah baru-baru ini terungkap rencana penyerangan markas Angkatan Darat dengan disitanya senjata api dalam jumlah besar, ungkap Jazlan.

"Saya pikir serangan ISIS gaya Paris bisa dilakukan di Asia Tenggara yang menjadi lahan subur perekrutan operator dan diarahkan sesuai perintah ISIS di Suriah untuk melakukan penyerangan," ujarnya.

Menurut Jazlan, serangan massif di Paris itu merupakan glamorisasi terorisme ala ISIS sehingga menarik minat orang yang pikirannya picik untuk bergabung dengan ISIS. Tempat berkumpulnya wisatawan asing dan pusat-pusat hiburan menjadi sasaran empuk ISIS.

Sejumlah konferensi tingkat tinggi yang menampung para pemimpin dunia dalam KTT APEC di Manila bisa jadi menjadi target serangan ISIS.

Apalagi pada pekan lalu seorang pebisnis Malaysia dihabisi oleh gerombolan militan Abu Sayyaf yang tadinya merupakan mata rantai Al Qaeda dan kini mengalihkan dukungannya kepada ISIS.

Diperkirakan lebih dari 500 warga negara Indonesia, lebih dari 40 warga negara Malaysia dan belasan warga negara Singapura terjun dalam perang saudara di Suriah dan Irak. Ratusan orang berhasil ditahan sebelum meninggalkan negaranya menuju Suriah dan Irak.

Sejak 2013, setidaknya 150 tersangka teroris ditahan di Malaysia terkait ISIS. Malaysia khawatir bahwa militan Malaysia yang bersembunyi di Filipina Selatan membentuk jaringan ISIS di Malaysia, Indonesia, dan Filipina.

Pakar terorisme Asia Tenggara Sydney Jones, yang merupakan Direktur Institute for Policy Analysis of Conflict, mengatakan bahwa keinginan kuat dari para pendukung ISIS di Indonesia dan Filipina untuk menjadi semacam provinsi ISIS di Asia Tenggara, yang meliputi Indonesia, Filipina, Malaysia, dan Singapura.

"Sejauh ini para pendukung ISIS di Indonesia cukup kompeten menjadi teroris, sementara teroris Filipina lebih termotivasi oleh uang," tutur Jones.

(ind/bbs)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews