Disorot Eks Petinggi WHO, Hepatitis 'Misterius' Sefatal Apa di RI?

Disorot Eks Petinggi WHO, Hepatitis

Ilustrasi

Jakarta - Mantan Direktur Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Asia Tenggara, Prof Tjandra Yoga Aditama meminta pemerintah menelusuri lebih lanjut laporan tiga kasus hepatitis akut meninggal dunia. Pasalnya, Kementerian Kesehatan RI belum menjelaskan secara rinci terkait perbedaan fatalitas penyakit di Indonesia dan dunia.

"Kalau data dunia, dari lebih 170 kasus (hepatitis misterius) maka yang meninggal adalah satu anak. Jadi akan baik kalau ada penjelasan lebih rinci tentang perbedaan fatalitas ini, 1 meninggal dari 170 kasus di dunia dan semua 3 meninggal dari 3 kasus kita," pesan Prof Tjandra melalui keterangan tertulis, Selasa (3/5/2022).

Ia juga mengingatkan pentingnya transparansi data tiga pasien meninggal yang sempat dirawat di RSUPN Dr Ciptomangunkusumo terkait hepatitis akut. Hasil laboratorium perlu diterangkan ke publik termasuk tes adenovirus yang sejauh ini diduga kuat menjadi penyebabnya.

"WHO merekomendasikan pemeriksaan darah, serum, urine, feses, sampel saluran napas dan bila mungkin biopsi hati, semuanya untuk pemeriksaan karakteristik virus secara mendalam, termasuk sequencing," beber dia.

Sejauh ini WHO mencatat kasus hepatitis 'misterius' pada anak berusia satu hingga 16 tahun. Karenanya, Kemenkes RI mengimbau masyarakat untuk melakukan sejumlah pencegahan seperti mencuci tangan hingga tidak memakai alat makan bersamaan.

"Jika anak-anak memiliki gejala kuning, sakit perut, muntah-muntah dan diare mendadak, buang air kecil berwarna teh tua, buang air besar berwarna pucat, kejang, penurunan kesadaran agar segera memeriksakan anak ke fasilitas layanan kesehatan terdekat," pesan juru bicara Kementerian Kesehatan RI dr Siti Nadia Tarmizi M Epid.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews