Ini Efek Ngeri Kalau Harga Pertalite dan LPG 3 Kg Naik!

Ini Efek Ngeri Kalau Harga Pertalite dan LPG 3 Kg Naik!

ilustrasi

Jakarta - Pemerintah berencana untuk menaikkan harga Liquefied Petroleum Gas (LPG) subsidi tabung 3 kilo gram (kg) dan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis RON 90 alias Pertalite.

Meski belum disebutkan kapan pastinya, namun Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan dan juga Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa pemerintah tengah mengkaji kenaikan harga Pertalite dan LPG 3 kg dan kalau pun dinaikkan, maka akan dilakukan secara bertahap.

Baca juga: Luhut Beri Sinyal Harga Pertalite dan Gas 3 Kg Akan Naik

Bila pemerintah benar akan menaikkan harga LPG 3 kg dan bensin Pertalite ini, maka ancaman mengerikan akan menimpa bangsa ini. Salah satu ancaman nyata yang akan datang yaitu inflasi. Terlebih, belum lama ini pemerintah juga baru saja menaikkan harga jual BBM jenis Pertamax dan minyak goreng.

Direktur Eksekutif Center of Law and Economic Studies (Celios) Bhima Yudhistira memproyeksi inflasi pada tahun ini berpotensi meningkat hingga mencapai level 5%, terutama jika pemerintah tetap ngotot untuk menaikkan harga LPG 3 kg dan BBM jenis Pertalite.

"Mau tidak mau masyarakat akan tetap pakai Pertalite dan LPG subsidi karena kebutuhan utama. Akhirnya, berimbas ke mana-mana," ujar Bhima, Kamis (7/4/2022).

Baca juga: Erick Thohir: Kalau Pertamax Naik Mohon Maaf, Tapi Pertalite Disubsidi

Bhima menjelaskan bahwa daya beli masyarakat langsung turun pasca ditetapkannya harga Pertamax menjadi Rp 12.500 per liter, kemudian membuat mereka beralih menggunakan Pertalite. Sementara, jika Pertalite akhirnya dinaikkan, masyarakat tidak punya alternatif lain.

Dengan kondisi tersebut, pada akhirnya masyarakat akan mengurangi konsumsi barang, seperti menunda pembelian barang elektronik, otomotif, pakaian jadi dan kebutuhan lainnya. Hal itu tentu berpotensi membuat banyak perusahaan melakukan efisiensi masal dengan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) karyawan.

"Biaya produksi industri kan sudah naik sejak tahun lalu, sementara omset terganggu kenaikan Pertalite, maka perusahaan tidak punya opsi selain efisiensi. Worst scenario-nya adalah gelombang penutupan ritel dan pabrik kembali terjadi," kata Bhima.

 

Sementara itu, Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Yusuf Rendy Manilet mengatakan bahwa tanpa memasukan faktor kenaikan harga Pertalite dan LPG 3 kg, tekanan inflasi RI juga sudah relatif tinggi karena dipengaruhi oleh berbagai hal, termasuk di dalamnya kenaikan harga energi global, kebijakan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN), harga Pertamax yang sudah naik terlebih dahulu dan pola musiman ketika bulan Ramadan.

"Sekarang ditambah wacana kenaikan Pertalite dan LPG 3 kg, tentu tekanan terhadap inflasi di tahun ini berpeluang semakin lebih tinggi," ujarnya.

Menurut Yusuf, yang perlu diwaspadai saat ini adalah apakah kenaikan inflasi tersebut masih bisa dikompensasi oleh daya beli masyarakat. Pasalnya, jika berbicara kelas pendapatan, kelas pendapatan menengah ke atas tidak akan terlalu terdampak.

Namun berbeda dengan kelompok pendapatan menengah ke bawah. Tekanan inflasi akan terasa lebih berat untuk kelompok tersebut, apalagi bagi mereka yang belum sepenuhnya bisa pulih dari pandemi.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian), Airlangga Hartarto mengatakan, pemerintah masih melakukan kajian terhadap harga BBM jenis Pertalite maupun harga LPG ukuran tabung 3 kg itu. Ia pun memastikan kalau pemerintah belum akan menaikkan harga Pertalite maupun elpiji 3 kg dalam waktu dekat.

Hal itu disampaikan Airlangga menjawab pertanyaan wartawan perihal rencana kenaikan Pertalite dan elpiji 3 kg seusai mengikuti sidang kabinet paripurna tentang antisipasi situasi dan perkembangan ekonomi dunia di Istana Negara, Jakarta, Selasa (5/4/2022).

"Saat sekarang kita masih mengkaji. Setelah kita kaji, kita akan umumkan. Tetapi saat sekarang belum," kata Airlangga.

Sinyal kenaikan harga LPG 3 kg dan Pertalite sebelumnya dilontarkan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan. Kelak, kenaikan harga-harga energi itu, kata Luhut akan dilakukan secara bertahap.

"Jadi overall ya akan terjadi nanti (kenaikan), karena itu Pertamax, Pertalite. Premium belum. mengenai gas (LPG) yang 3 kg itu kita bertahap. Jadi 1 April, nanti Juli, nanti bulan September, itu semua bertahap dilakukan oleh pemerintah," tuturnya usai uji coba pengoperasian Light Rail Transit (LRT) di Stasiun Harjamukti, Cibubur, Jakarta Timur, Jumat (1/4/2022).


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews