Arab Ikut Jadi Korban Perang Rusia-Ukraina

Arab Ikut Jadi Korban Perang Rusia-Ukraina

Foto: Arab. ist

Jakarta, Batamnews - Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) Anthony Blinken mengungkapkan bahwa perang yang terjadi antara Rusia dan Ukraina membawa dampak mematikan bagi negara-negara Arab. 

Pasalnya, kedua negara itu merupakan eksportir komoditas yang penting bagi wilayah itu.

Baca juga: Kremlin Sebut Senjata Nuklir Dipakai Jika Ada Ancaman Serius ke Rusia

Dalam kunjungannya di Aljazair, Blinken mengatakan Ukraina saat ini merupakan sumber bahan pangan seperti gandum yang sangat penting bagi Timur Tengah. Sementara itu, Rusia juga merupakan supplier penting minyak dan gas.

"Kampanye militer Rusia memiliki konsekuensi mematikan bagi warga di Timur Tengah. Ini berdampak langsung pada kehidupan mereka saat ini, terutama yang berkaitan dengan kenaikan harga pangan terutama gandum," katanya seperti dilaporkan France24, Kamis (31/3/2022).

Hal yang sama juga pernah disampaikan Wakil Menlu AS, Wendy Sherman. Ia mengklaim Rusia telah memblokir akses ke pelabuhan Ukraina yang memotong kemampuan negara itu untuk mengekspor gandum.

Diketahui 30% gandum dunia, 20% jagung, dan 75% ekspor minyak bunga matahari berasal dari wilayah sekitar Laut Hitam.

"Selama Putin (presiden Rusia) melanjutkan perangnya, selama pasukan Rusia terus membombardir kota-kota Ukraina dan memblokir konvoi bantuan, selama warga sipil yang terkepung tidak bisa mendapatkan keselamatan, krisis kemanusiaan ini hanya akan bertambah buruk," kata Sherman seperti dikutip CNN International.

"Vladimir Putin memulai perang ini. Dia menciptakan krisis pangan global ini. Dan dialah yang bisa menghentikannya."

Sebelumnya Lembaga Pangan Dunia atau FAO menyebut bahwa kelangkaan pangan mungkin tak hanya dialami Timur Tengah melainkan juga Asia dan Afrika. Dalam laporannya, lembaga internasional itu juga menambahkan Rusia adalah produsen utama pupuk.

Baca juga: 4 Rahasia Ukraina Bisa Tahan Invasi Rusia

"Dengan intensitas dan durasi konflik yang tidak pasti, kemungkinan gangguan terhadap kegiatan pertanian dari dua eksportir utama komoditas pokok ini dapat secara serius meningkatkan kerawanan pangan secara global, ketika harga pangan dan input internasional sudah tinggi dan rentan," kata Direktur Jenderal FAO, Qu Dongyu.

Perang Rusia dan Ukraina masih terjadi. Meski pembicaraan damai dilakukan di Turki Selasa, belum ada penurunan tensi kedua belah pihak.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews