Jakarta, Batamnews - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengkonfirmasi adanya varian hybrid gabungan Delta dan Omicron yang dinamakan Deltacron. Varian ini sudah ditemukan di beberapa negara Eropa dan Amerika Serikat.

"Kami belum melihat perubahan apapun dalam epidemiologi, perubahan tingkat keparahan, tetapi beberapa studi tengah dilakukan," tutur Pimpinan Teknis COVID-19 WHO Maria Van Kerkhove.

Baca juga: Omicron Belum Kelar, WHO Umumkan Deltacron Serang Eropa dan AS

Apa itu Deltacron?

Rekombinan dapat muncul ketika sel terinfeksi dengan dua jenis virus yang berbeda pada saat yang sama, dalam hal ini varian Delta dan varian Omicron. Saat virus menyerang sel dan bereplikasi, mereka dapat, dalam kasus yang jarang terjadi, menukar bagian genom mereka dan mengambil mutasi dari satu sama lain.

Sebagian besar sampel hibrida Deltacron yang ditemukan sejauh ini menampilkan kode genetik yang terlihat sangat mirip dengan varian delta asli, tetapi dengan satu tambahan kunci.

Perlukah khawatir?

Dikutip dari laman NBC News, para ahli mengatakan terlalu dini untuk mengetahui dengan pasti apakah Deltacron mempengaruhi manusia secara berbeda dari varian delta atau varian omicron.

Baca juga: Mengenal Varian Deltacron, Kombinasi Delta-Omicron yang Bikin Geger Dunia

"Bukan berarti itu tidak berbahaya, karena omicron berbahaya. Tetapi dugaan kuat saya adalah bahwa itu akan mirip dengan apa yang kita lihat dengan omicron," ujar Jeremy Kamil, profesor mikrobiologi dan imunologi di Louisiana State University Health Shreveport

Bagaimana gejalanya?

Juru bicara Satgas COVID-19, dr Reisa Broto Asmoro, menjelaskan bahwa gejala yang ditimbulkan tak ada perbedaan dengan varian COVID-19 lainnya alias sama.

"Jadi gejalanya sama-sama seperti SARS-CoV-2. Gejalanya sama-sama menyerang tubuh kita," bebernya dalam diskusi daring, Senin (14/3/2022).

Adapun gejala Deltacron menurut dr Reisa, seperti:

Batuk
Pilek
Sakit tenggorokan
Demam