Ahli Ungkap Misteri Anak-anak Mumi 'Tumbal' di Peru

Ahli Ungkap Misteri Anak-anak Mumi

Ahli menemukan mumi berusia muda yang diduga menjadi tumbal di Peru. (Foto: Reuters)

Lima, Batamnews - Ahli mengungkap misteri anak-anak mumi yang diduga dijadikan tumbal di Peru. Anak-anak mumi ini diduga menjadi tumbal untuk ritual pemakaman seorang mumi bernama Chabelo yang ditemukan pada 2021.

Sebelumnya sebanyak 20 mumi pria ditemukan para peneliti di Peru. Mumi-mumi tersebut ditemukan di sebuah kuburan bawah tanah di kota kuno Cajamarquilla, di pinggiran Kota Lima.

Baca juga: Arkeolog Temukan Mumi Berlidah Emas, Usianya 2 Ribu Tahun

Mumi itu berbaring dalam posisi menyamping dan kondisinya masih luar biasa baik sehingga menjadi berita utama di seluruh dunia.

Pada saat itu, para arkeolog percaya mumi ini berusia antara 18 dan 22 tahun ketika dia meninggal, namun penelitian terus berkembang dan menunjukkan mumi-mumi itu merupakan pria berusia sekitar 35 tahun pada saat mumifikasi.

Bersamaan dengan penemuan itu, ahli juga menemukan delapan anak dalam kondisi terbungkus.

Para peneliti menyebut beberapa anak memiliki tanda kekerasan, seperti patah tulang, dan ada kemungkinan beberapa anak dikorbankan sebagai bagian dari ritual pemakaman.

"Kita tahu bahwa masyarakat Andes memiliki serangkaian praktik pemakaman, ritual, dan dari pandangan dunia mereka, mereka memiliki cara melihat dunia yang sama sekali berbeda dari kita," kata Pieter Van Dalen Luna, profesor arkeologi di National University of San Marcos yang memimpin tim penggalian, seperti dikutip Live Science.

"Konsep kematian sangat penting bagi mereka; itu adalah dunia paralel, tempat tinggal orang mati," tambahnya.

Tim peneliti dilaporkan akan melakukan analisis DNA dan penanggalan radiokarbon pada mumi-mumi tersebut untuk mempelajari lebih lanjut tentang mereka.

Baca juga: Mayat Wanita Ditemukan Mengering di Brebes, Begini Mumi Alami Terbentuk

Kota Cajamarquilla memiliki empat piramida sekitar 1.000 tahun yang lalu, ketika Chabelo hidup. Pada saat itu, piramid adalah tempat penting untuk perdagangan antara orang-orang yang tinggal di daerah pesisir dan pegunungan Peru.

Para arkeolog menyebut, saat ini, baru sekitar 1 persen dari situs sejarah di wilayah tersebut yang telah digali.

Kemudian mereka juga tidak menemukan jejak sistem penulisan yang berasal dari periode waktu tersebut di Peru, sehingga para ahli harus sangat bergantung pada peninggalan arkeologis untuk memahami seperti apa kehidupan di masa tersebut.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews