Menimbang Manfaat Vaksin Covid-19 Dosis Empat

Menimbang Manfaat Vaksin Covid-19 Dosis Empat

ilustrasi

Jakarta, Batamnews - Pemerintah mengungkapkan wacana bakal melakukan vaksinasi Covid-19 booster keempat. Namun, suntikan vaksin dosis keempat tidak dilakukan dalam waktu dekat. 

Sebab, pemerintah perlu melakukan uji lidik epidemiologi untuk mengukur efektivitas vaksin dosis keempat.

Masalah efektivitas dan efikasi vaksin Covid-19 dosis keempat ini menimbulkan pertanyaan di masyarakat. Apalagi, cakupan vaksinasi Covid-19 dosis ketiga baru mencapai 4,43 persen dari total sasaran.

Baca juga: Singapura Laporkan 10 Anak Alami Efek Samping Serius setelah Divaksinasi

Guru Besar Fakultas Kesehatan UI Prof. Tjandra Yoga Aditama mengutarakan analisisnya terkait perlu atau tidaknya vaskinasi dosis keempat atau booster kedua. Menurutnya, harus diketahui manfaat dan kelompok yang jadi sasaran vaksin dosis keempat.

"Bergantung pada manfaat apa yang diharapkan dari booster kedua ini, apakah untuk mencegah infeksi atau mencegah penyakit menjadi berat, dan juga pertimbangan pada kelompok mana akan diberikan, berbagai jenis vaksin yang ada," kata dia dalam keterangannya, Kamis (24/2/2022).

Jika dosis keempat dilakukan, maka ada sasaran khusus yang perlu didahulukan seperti tenaga kesehatan, orang lanjut usia, maupun orang yang mengidap komorbid.

"Sekarang ini kalau mungkin akan dipertimbangkan pemberian booster kedua, maka setidaknya adalah pada kelompok khusus, misalnya petugas kesehatan, atau juga kaum lansia dan mereka yang dengan komorbid cukup berat," ucapnya.

Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI ini lalu merujuk pada negara lain di mana ketahanan vaksin ketiga menurun. Pertama Israel, waktu varian Delta mendominasi menunjukkan bahwa imunitas sesudah booster dosis ke tiga dengan vaksin m-RNA ternyata menurun sesuai waktu.

Selanjutnya Inggris, yaitu imunitas yang didapat dari booster ketiga nampaknya lebih cepat menurun pada varian Omicron dibandingkan varian Delta.

"Laporan lain dari Amerika Serikat, Israel, Inggris menunjukkan bahwa booster dengan mRNA akan dapat melindungi terhadap kemungkinan masuk rumah sakit sampai lima bulan terhadap varian Delta, dan sampai tiga bulan terhadap varian Omicron," tuturnya.

Data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC AS) menyebutkan, untuk menghadapi varian Omicron maka efektivitas vaksin m-RNA untuk mencegah seseorang masuk rumah sakit adalah 91% pada dua bulan pertama sesudah disuntik booster. Lalu menjadi 78% sesudah empat bulan disuntik booster.

Baca juga: Pasien Covid-19 Meninggal Dunia Meski Sudah Vaksin Booster, Kenapa ya?

Berikutnya, di masa Omicron ini maka efektifitas vaksin booster untuk mencegah pasien harus berobat jalan ke Instalasi Gawat darurat adalah 87%. Angka ini turun menjadi 66% sesudah 4 bulan disuntik booster

Dia mengakui, ada dua pendapat tentang penurunan angka tersebut. Sebagian mengatakan, meski angka turun 78%, namun masih cukup baik. Sedangkan pendapat lainnya, penurunan ini perlu diantisipasi dengan pemberian booster ke dua untuk kembali meningkatkan efikasinya.

"Memang ada beberapa negara yang sudah mulai menjajaki pemberian dosis ke empat, atau booster ke dua, Israel, Chili, Kamboja, Denmark, Swedia dan Jerman, serta beberapa negara bagian di Amerika Serikat," tandas Mantan Direktur WHO Asia Tenggara dan Mantan Dirjen P2P & Ka Balitbangkes ini.

Fokus Vaksinasi 1, 2 dan 3

 

Musisi asal Palu, Randy R Randilele mengaku tidak setuju pemerintah buru-buru menerapkan vaksinasi booster keempat. Menurutnya, pemerintah harus mengejar target vaksinasi 1, 2 dan 3 dulu sambil melihat manfaatnya di masyarakat terlebih dahulu.

"Tidak setuju, varian covid juga semakin beragam. Masa iya setiap muncul varian baru harus pakai vaksin baru juga. Harusnya pemerintah bekerja mempercepat vaksinasi 1, 2 dan 3 dulu. Lihat dampaknya di masyarakat terhadap Covid-19, baru vaksinasi keempat," ujar Randy.

Dia menyarankan, pemerintah harus fokus mempercepat vaksinasi terhadap masyarakat, termasuk pekerja seni agar kekebalan kelompok cepat terbentuk. Hal ini berdampak pada longgarnya kegiatan-kegiatan masyarakat. Salah satunya event musik dengan penonton. Dia bermimpi bisa kembali mencari rezeki dari panggung ke panggung seperti sebelum Covid-19 datang.

Suara masyarakat tersebut diamini oleh Anggota Komisi IX DPR RI, Rahmad Handoyo. Rahmad juga menyarankan, ada baiknya untuk saat ini prioritas pemerintah menyelesaikan vaksinasi dosis 1-2 dan booster.

"Saya kira apa yang dilakukan pemerintah sudah tepat fokus utama saat ini prioritas untuk menyelesaian vaksin dasar satu dan dua harus kita selesaikan. Selanjutnya kita harus selesaikan booster terutama yang prioritas. Karena jelas negara sudah menggratiskan, negara sudah mengambil alih tanggung jawab digratiskan masyarakat untuk vaksin," ucapnya

Di sisi lain, politisi PDIP ini mendukung penelitian tentang vaksinasi agar terus berkembang. Sebab Covid-19 bisa saja terus bermutasi.

"Kita enggak tahu apakah Covid-19 bermutasi ada yang menjadi berisiko atau semakin lemah itu basicnya keilmuan kalau pada akhirnya sebagai sebuah wacana untuk booster keempat kenapa tidak, enggak ada soal itu saya kira," ucapnya.

Rahmad memahami negara ingin meniadakan status pandemi untuk beralih ke endemi. Namun, saat ini baiknya prioritaskan vaksin dasar dan booster ketiga.

"Kalau toh akhirnya itu mengharuskan untuk diambil langkah vaksin booster keempat ya saya kira tidak ada soal kalau itu keilmuan dan mengharuskan seperti itu kenapa tidak pasti negara akan mengambil peran ke arah situ, tapi itu nomor dua ya, saat ini kita prioritaskan 1-2 dan booster," pungkasnya.

Wacana Booster Keempat

 

Kementerian Kesehatan membuka kemungkinan vaksinasi Covid-19 dosis ke empat kepada masyarakat. Hal ini diungkapkan Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono.

"Kalau nanti diperlukan dengan studi yang terus kita evaluasi ternyata kita butuh booster keempat, bukan tidak mungkin booster keempat itu perlu dilakukan," ungkapnya saat mengisi acara Radio Kesehatan Kementerian Kesehatan, Rabu (23/2).

Dante mengatakan, saat ini Kementerian Kesehatan fokus pada vaksinasi Covid-19 primer dosis satu dan dua serta booster ketiga. Vaksinasi primer ditargetkan rampung pada Juni 2022.

Setelah itu baru Kementerian Kesehatan melakukan evaluasi dengan uji lidik epidemiologi untuk mengukur seberapa penting vaksinasi booster ke empat diperlukan guna meningkatkan kekebalan tubuh.

"Bukan tidak mungkin booster keempat itu diperlukan. Tapi bukan sekarang waktunya untuk melakukan booster keempat," ujarnya.

Terpisah, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmidzi mengatakan saat ini pihaknya mengkaji rencana pemberian vaksinasi dosis ke empat kepada tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan dianggap sangat berisiko terjangkit karena berhadapan langsung dengan pasien Covid-19.

"Iya untuk nakes ya," kata Nadia. 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews