BP2MI: Daerah Juga Harus Aktif Cegah Warga Jadi Pekerja Migran Ilegal

BP2MI: Daerah Juga Harus Aktif Cegah Warga Jadi Pekerja Migran Ilegal

Penampakan speedboat maut pengangkut imigran gelap yang tenggelam di perairan Johor, Malaysia. (Foto: Foto ihsan TDM via Berita Harian)

Batam, Batamnews - Puluhan orang tewas dalam sejumlah kecelakaan kapal pengangkut pekerja migran ilegal di Malaysia dalam sebulan terakhir.

Para pekerja migran ini ditengarai berangkat dari sejumlah wilayah Kepulauan Riau dan keberangkatan mereka dikoordinir oleh mafia perdagangan orang.

Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Tanjungpinang, Mangiring Hasoloan Sinaga mengatakan kondisi geografis Kepri yang berdekatan dengan Malaysia menjadi titik masuk dan keluar para pekerja migran ilegal ini.

“Jadi, Kepri menjadi jalur terdekat, tercepat,” ujar Mangiring di Markas TNI Angkatan Laut (AL) Batam, Jumat (21/1/2022).

Sejumlah cara akan dilakukan BP2MI untuk menekan praktik pemberangkatan pekerja migran ilegal ini. Tak hanya di tingkat hilir, namun juga hulu.

Salah satunya dengan menggandeng pemerintah daerah asal para pekerja migran untuk mencegah para calon pekerja berangkat ke Malaysia menggunakan jalur non-prosedural atau ilegal.

“Koordinasi untuk melakukan pengawasan bagi bandara-bandara logistik, pengawasan bagi teman-teman yang akan berangkat ke luar negeri,” katanya.

Baca: TNI AL Gagalkan Penyelundupan 5 TKI Ilegal Tujuan Malaysia di Batam

Di samping itu, pihaknya juga akan melakukan koordinasi kepada UPT-UPT BP2MI yang tersebar di seluruh Indonesia.

Mangiring mengimbau kepada para calon pekerja migran yang ingin bekerja ke luar negeri untuk mendapatkan informasi yang jelas dari daerah asal, baik dari dinas ketenagakerjaan maupun dari UPT BP2MI serta memilih berangkat melalui Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia (P3MI).

“Daerah asal PMI umumnya berasal dari jawa timur, NTT, dan NTB, berangkat melalui P3MI, setiap proses butuh waktu,” kata dia.

Penyelundupan Pekerja Migran tanpa dokumen sudah memakan korban jiwa, kapal pengangkut imigran gelap tenggelam di perairan Tanjung Balau, Johor, Malaysia, Rabu (15/12/2021). Sebanyak 13 orang selamat, 22 meninggal, dan 29 lainnya hilang.

Beberapa hari kemudian, sebanyak 13 pendatang ilegal korban tragedi tenggelamnya kapal di perairan Pulau Pisang, Johor, Malaysia berjam-jam terapung usai kapal yang mereka tumpangi terbalik, Selasa (18/1/2021).

Selanjutnya, perahu pengangkut pekerja migran tanpa dokumen kembali tenggelam di Perairan Malaysia, Kamis (20/1/2022) dini hari. Ada 27 orang WNI tenggelam di posisi 0,8 mil Teluk Ramunia, Johor.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews