Pembunuhan Berantai di Batam

Setelah 45 Hari Terbunuhnya Nia, Polisi Belum Ungkap Pembunuh Anggi dan Chintya

Setelah 45 Hari Terbunuhnya Nia, Polisi Belum Ungkap Pembunuh Anggi dan Chintya

Tri Chintya Prasetya semasa hidup. (Foto: Instagram)

BATAMNEWS.CO.ID, Batam - Sudah 45 hari Dian Milenia Trisna Afiefa (Nia) ditemukan tewas terbunuh di hutan dam Sei Ladi, Sekupang, Batam. Polisi telah menangkap seorang pria, Wardiaman, dan menetapkannya sebagai tersangka kasus pembunuhan tersebut.

Hingga saat ini pria 26 tahun itu masih menjalani penyidikan intensif di Mapolresta Barelang. Dalam pemeriksaannya, Wardiaman terus berbelit. Terkadang ia memberikan keterangan tak masuk akal hingga membuat bingung penyidik.

Polisi menduga Wardiaman mengalami kelainan jiwa melihat dari keterangannya. Polisi pun akan memeriksa kondisi kejiwaan pekerja di sebuah perusahaan tersebut, untuk membuktikan apakah Wardiaman waras atau tidak.

Kasus pembunuhan Dian Milenia adalah satu dari sejumlah kasus pembunuhan wanita belasan tahun. Sebelumnya masih ada Dwiwana Juli Anggi (18) dan Tri Chintya Prasetya (17).

Dian Milenia semasa hidup. (Foto: Facebook)

Keduanya masih berusia sangat muda. Biasa disebut anak baru gede (ABG). Kematian ketiganya, Nia, Anggi, dan Chintya, sangat misterius. Ketiganya dihabisi dengan cara keji.

Ada luka di sekujur tubuh dan terutama di leher yang sangat mematikan. Selain itu kuat dugaan mereka diperkosa terlebih dahulu.

Pelaku pembunuhan Anggi dan Chintya belum terlacak. Polisi juga mencurigai Wardiaman sebagai pelakunya, namun hal tersebut masih sebatas dugaan.

Kecurigaan polisi bertambah setelah Wardiaman sempat menjadi saksi dugaan kecelakaan seorang gadis muda di Sei Temiang Oktober 2014 lalu. Ia ketika itu yang melaporkan kejadian itu ke polisi.

Namun sejumlah bukti belum mengarah ke Wardiaman. Kuasa hukum Wardiaman Utusan Sarumaha, juga menepis keterlibatan kliennya dengan sejumlah alasan.

Penyelidikan Forensik Kepolisian masih diperdalam. Polisi menduga-duga dari sejumlah petunjuk di lapangan, termasuk pola luka terhadap ketiga gadis remaja itu, yang hampir sama.

Melihat dari kejadian ketiga pembunuhan itu, ada kemungkinan ketiga kasus itu adalah pembunuhan berantai. Apalagi berdasarkan data dan fakta di lapangan menunjukkan, setiap gadis itu dibunuh setelah lebih dari 40 hari, dengan kondisi yang sama.

Baca juga: Rossi Pecundangi Lorenzo soal Gaji


Rata-rata 47 hari


Ketiganya menjadi korban pembunuhan dengan rentang waktu rata-rata berjarak rata-rata sekitar 47 hari.

Mulai dari kasus pembunuhan Anggi, lalu Chintya dan Nia.

Artinya, setiap 47 hari lebih, selalu saja ada satu korban yang terbunuh. Itu bisa dilihat dari sejak terbunuhnya Dwiwana Juli Anggi (18), SPG di BCS Mall, Penuin Batam tersebut.

Anggi ditemukan tewas pada Rabu sekitar pukul 09.00 WIB, 24 Juni 2014. Kemudian disusul penemuan mayat Tri Chintya Prasetya pada Minggu sekitar pukul 08.30 WIB, 8 Agustus 2015.

Kemudian penemuan mayat Dian Milenia Trisna Afiefa (16). Siswi SMAN 1 Batam itu ditemukan tewas di hutan dam Sei Ladi, Sekupang, Batam, Minggu sekitar pukul 08.30 WIB 27 September 2015.

Antara penemuan mayat Anggi dan Chintya berjarak sekitar 45 hari. Pada hari ke 45 kemudian Chintya dihabisi. Kemudian jarak antara Chintya ke Dian Milinea berkisar sekitar 49 hari. Dian Milenia ditemukan pada hari ke 50 setelah kematian Chintya.

Chintya dan suaminya Diva (Foto: Instagram)

 

Ada dugaan pelaku merupakan orang yang tengah mendalami aliran sesat atau yang biasa disebut ilmu hitam, namun kemungkinan itu bisa jadi benar atau salah sama sekali, polisi menunggu hasil pemeriksaan untuk mengetaui motif pembunuhan.

Sedangkan Nia, sejak ditemukan, terhitung hari ini, Kamis 12 November 2015, sudah 45 hari. Tidak ada salahnya masyarakat Batam waspada terhadap kemungkinan-kemungkinan yang ada.

Baca juga: Pak Djoko Bukan Fanatik, Kita Kaget Dia Gabung ISIS

 

Resah

Warga Batam benar-benar paranoid setelah tiga kejadian beruntun pembunuhan gadis remaja beranjak dewasa tersebut. Bahkan sejumlah orangtua terpaksa memproteksi anak gadis mereka dengan sangat ketat. Apalagi munculnya isu pelaku selalu beraksi setelah 40 hari.

"Iya, ada orangtua yang paranoid dengan kejadian ini, setelah kejadian tersebut," ujar seorang warga Batam.

Bahkan dia pun merasakan demikian. Ayah tiga orang anak itu terpaksa harus mengantar jemput anaknya yang masih berusia 15 tahun ke sekolah.

"Padahal biasanya tak dijemput," ujar pria yang berprofesi sebagai pengusaha tersebut. 

Kerabat Dwiwana Juli Anggi saat melihat jasad Anggi di RS BP Batam (Foto: BATAMNEWS)

 

Namun setelah 46 hari kematian Nia, pelaku tak lagi muncul, bisa saja pelaku orang yang sama bisa jadi tidak.

Hingga kini polisi masih melakukan penyelidikan terkait kasus pembunuhan sadis itu. 

Polisi harus segera mengungkap kasus tersebut untuk memberikan rasa aman terhadap warga Batam dan Kepri. 

Bila tidak tingkat kepercayaan masyarakat terhadap polisi akan turut turun.

Baca juga: Kuasa Hukum Wardiaman Ancam Praperadilankan Polisi

 

[is/jim/edo]


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews