Direktur PTSP BP Batam Diduga Gabung ISIS

[Wawancara Khusus] Pak Djoko Bukan Orang Fanatik, Kita Kaget Dia Gabung ISIS...

[Wawancara Khusus]  Pak Djoko Bukan Orang Fanatik, Kita Kaget Dia Gabung ISIS...

Suroso, Ketua RT Dwi Djoko Wiwoho. (Foto: Iskandar)

BATAMNEWS.CO.ID, Batam - Kabar bergabungnya Direktur PTSP dan Investasi Badan Pengusahaan Batam (BP Batam) atau lebih dikenal Otorita Batam, Dwi Djoko Wiwoho (DDW), dengan kelompok radikal Islamic State in Iraq and Syria (ISIS), sudah lama didengar warga di sekitar perumahan Djoko.

Banyak yang tidak percaya dengan informasi tersebut kendati sudah dipastikan aparat kepolisian Djoko telah bergabung dengan ISIS. Bahkan Densus 88 sudah menyelidiki keterlibatan Djoko tersebut.

Banyak hal yang membuat masyarakat tak percaya. Sosok Djoko di kompleks perumahnya di Perumahan Kartini, Sekupang, Kota Batam, Provinsi Kepri, sudah tak asing lagi. Ia juga dikenal bukan sosok yang religius atau fanatik.

Kediaman Dwi Djoko Wiwoho di Kompleks Perumahan Kartini Sei Harapan, Sekupang.

 

Selain dikenal sebagai pejabat tinggi di BP Batam, ia juga dikenal sebagai sosok yang tak banyak bicara dan baik.

Wartawan batamnews.co.id (B) mencoba menggali informasi mengenai sosok DDW dari Ketua RT 02 Perumahan Kartini, Sekupang, Batam, Suroso (S), beberapa hari lalu.

Saat dijumpai Suroso tampak santai. Ia bersedia ditemui dan bercerita panjang lebar soal Djoko termasuk mengenai keseharian dan kabar miring yang menerpa Djoko. Namun Suroso meminta batamnews.co.id, menyamarkan wajahnya dengan alasan tertentu.

Berikut petikannya:

 

B: Kapan Bapak terakhir melihat Dwi Djoko Wiwoho?

S: Saya melihat beliau terakhir pada bulan Juli 2015, pada saat lebaran Idul Fitri. Beliau memang jarang kelihatan dan kurang begitu bergaul, selain itu warga pun segan sama beliau, dia kan pejabat.

 

B: Apa yang janggal sebelum Djoko menghilang?

S: Nggak ada yang berubah dari penampilan atau keseharian. Sebelum dikabarkan hilang kondisi keluarganya tidak ada yang mencurigakan, bahkan istrinya setiap pagi jalan bersama anak-anaknya. Semua warga kaget, karena fanatiknya ke arah sana tidak tampak.

 

B: Sebelum berangkat, apakah beliau pamit ke Ketua RT?

S: Beliau nggak ada pamit sama saya, saya tahunya malah setelah baca berita. Tapi sebelum berangkat istrinya menyuruh sopirnya, Rahmad, untuk meminta rekomendasi surat pindah anaknya yang ke-2 pada tanggal 21 Juli 2015. Saat itu saya tanya sama Rahmad, "pindah ke Jakarta ke sekolah mana?". Rahmad menjawab tidak tahu, kata dia, ibu yang tahu. Lalu formulir tujuan sekolahnya saya kosongkan.

 

B: Informasinya polisi sudah mendatangi rumah Dwi Djoko Wiwoho?

S: Iya, tapi saya lupa tanggalnya, awal-awal bulan September kemarin. Orang tersebut mengaku dari Mabes Polri, ia hanya sendirian tapi cuma lihat-lihat saja nggak sempat masuk rumah. Orang tersebut sempat bertanya pada saya. “Ada nggak warga bapak yang pergi ke Turki dan nggak pulang-pulang?” Kemudian dia menyebutkan nama Pak Dwi Djoko Wiwoho.

 

B: Setelah dari Mabes Polri, apakah ada orang yang datang? 

S: Ada, mereka dari Polda Kepri, pada bulan Oktober 2015 ini. Mereka sempat pamit mau masuk ke rumah Pak Dwi Djoko Wiwoho, tapi saya nggak ikut hanya menunggu di rumah. 

 

B: Selama dikabarkan menghilang apakah ada pihak keluarga Djoko yang datang ke Batam?

S: Ada. Dia mengaku kerabat Pak Dwi Djoko Wiwoho dari Jakarta. Saya nggak ingat tanggalnya, pokoknya belum ada sebulan. Saat itu sopir Pak Dwi Djoko Wiwoho yang datang dan lapor sama saya. Kata dia, "ada keluarga Pak Dwi Djoko Wiwoho satu orang mau menginap semalam di rumah."

 

B: Apakah Anda masih ingat, kapan Djoko dan keluarga berangkat ke Jakarta?

S: Mereka berangkat pada akhir bulan Juli, istri dan anak-anaknya lebih dulu beberapa hari dari Pak Dwi Djoko Wiwoho. Informasi dari Rahmad ia mengantarkan Pak Djoko sendirian ke Jakarta pada akhir bulan Juli.

 

B: Bapak pernah bertanya pada Rahmad mengenai Dwi Djoko Wiwoho?

S: Saya pernah bertanya sama Rahmad, Pak Dwi Djoko Wiwoho pergi kemana? Dan bagaimana kamu mengurus rumah ini?. Apakah ditinggalkan uang atau bagaimana? Rahmad menjawab, Pak Dwi Djoko Wiwoho pergi berangkat umroh bersama keluarganya, dan ia ditinggalkan uang sebanyak Rp 5 juta oleh Dwi Djoko Wiwoho untuk membersihkan rumah.

 

B: Apakah bapak percaya DDW pergi umroh ketika itu?

S: Saya nggak percaya beliau (Dwi Djoko Wiwoho) bersama keluarga berangkat umroh. Mereka berangkat bulan Agustus saat musim haji, setahu saya nggak boleh umroh saat musim haji.

 

B: Baik pak terima kasih..

S: Iya, sama-sama..

 

[is/jim]


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews