Jemaah Bisa Umroh Lagi Usai 2 Tahun Terhalang Pandemi

 Jemaah Bisa Umroh Lagi Usai 2 Tahun Terhalang Pandemi

ilustrasi. (Shutterstock)

Jakarta, Batamnews - Pandemi Corona membuat kegiatan umroh di Arab Saudi sekitar 2 tahun terhenti. Saat umroh kembali dibuka, rasa haru dirasakan jemaah.

Jemaah umroh menceritakan suasana hatinya sebelum diberangkatkan ke Tanah Suci. Tangis harus mengiringi keberangkatan mereka.

Baca juga: Saudi Buka Pintu Bagi WNI, Jemaah RI Sudah Bisa Umrah Lagi

Setiap jemaah juga tak lupa melakukan dokumentasi saat masuk ke dalam mobil menuju Bandara Soekarno-Hatta. Rasa rindu dan antusias diceritakan salah satu jemaah asal Batam, yakni Silvi (42).

"Kami luar bisa semangat dan antusias karena memang sudah rindu banget. Kan umroh hampir dua tahun ini ditutup," kata Silvi saat ditemui di lokasi, Sabtu (8/1/2022).

Di sisi lain, kekhawatiran Silvi muncul ketika dirinya diharuskan berangkat haji di tengah pandemi. Dia pun yakin dan pasrah untuk tetap menjaga protokol kesehatan (prokes).

"Lillahita'ala, semua jemaah ditanya rata-rata lillahita'ala karena insyaallah, selain persiapan diri jaga kesehatan, juga jaga prokes tentu," ucapnya.

Rasa Syukur Kemenag

Rasa syukur juga disampaikan Direktorat Jenderal Haji dan Umroh Kemenag Hilman Latief. Hilman menyebut bahwa kesempatan ini berkat kerja sama diplomasi yang dilakukan kementerian dan lembaga terkait.

"Akhir 2021, kita ingat Arab Saudi membuka kembali kedatangan jemaah umroh dari Indonesia. Kesempatan baik ini kita sambut dengan melakukan kesiapan di dalam internal Kemenag, koordinasi antara kementerian/lembaga serta diplomasi dengan pemerintah Arab Saudi," ujar Hilman saat melepas jemaah umroh.

Baca juga: Jemaah Umrah RI Sudah Diizinkan Masuk Saudi, Berikut Syaratnya

Tak lupa, Hilman mengimbau para jemaah untuk selalu menerapkan prokes. Jemaah pun diharuskan langsung melaksanakan karantina terlebih dahulu setiba di Arab Saudi.

"Banyak sekali tahapan dalam suksesnya pemberangkatan umroh ini. Karena itu, saya memberikan pesan kepada jemaah umroh untuk tetap menaati aturan yang berlaku di Tanah Air dan Arab Saudi," tuturnya.

Tercatat ada 419 jemaah yang berhasil berangkat haji pada kloter pertama di tengah 59 ribu jemaah yang masih tertunda. Dia juga berpesan kepada jemaah untuk tetap disiplin agar jemaah lainnya bisa mendapatkan kesempatan ini.

 

"Banyak sekali tahapan dalam suksesnya pemberangkatan umroh ini. Karena itu, saya memberikan pesan kepada jemaah umroh untuk tetap menaati aturan yang berlaku di Tanah Air dan Arab Saudi," ujarnya.

"Anda harus ingat, kedisiplinan Anda di Saudi nanti modal bagi kita bisa berangkatkan jemaah umroh selanjutnya," sambungnya.

Antisipasi Omicron

Hilman mengatakan keberangkatan umroh pada masa pandemi ini menimbulkan rasa khawatir, terlebih dengan adanya varian baru Omicron. Namun pihaknya telah melakukan berbagai persiapan untuk mengantisipasi hal-hal tersebut dengan melakukan karantina dan PCR.

"Kekhawatiran ada, sangat khawatir, Pak Menteri khawatir, saya khawatir, tapi kita tugasnya memitigasi dampaknya, kita mitigasi dengan prokes," ujarnya.

"Mereka begitu mendarat akan dikarantina maksimal, di sana peraturan Saudi sudah ketat, pulangnya ada screening, ada karantina, PCR berkali-kali, dan itu mitigasi," sambungnya.

Biaya Umroh Rp 28 Juta

Direktur Bina Umroh dan Haji Khusus Nur Arifin mengatakan biaya umroh direncanakan saat ini Rp 28 juta, namun belum termasuk untuk karantina dan PCR. Hal itu berdasarkan keputusan musyawarah dari beberapa pihak.

"Jadi biaya umroh saat ini standar minimal Rp 28 juta, tahun lalu berdasarkan Keputusan Menag No 777 Tahun 2020, umroh diharapkan Rp 26 juta minimal, saat ini sudah kita lakukan musyawarah dengan para asosiasi sepakat biaya Rp 28 juta di luar karantina dan PCR, tapi Rp 28 juta ini belum disahkan," ujarnya.

"Kalau untuk karantina ini ranahnya di Satgas Covid-19. Kami Kemenag tidak punya kewenangan untuk menetapkan biaya karantina, kita mengikuti keputusan Satgas Covid-19," sambungnya.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews