Harga Sembako Selangit, Simak Penjelasan Mendag Ini

Harga Sembako Selangit, Simak Penjelasan Mendag Ini

Mendag, M Lutfi. (Foto: ist)

Jakarta, Batamnews - Harga bahan kebutuhan pokok mengalami kenaikan beberapa hari terakhir ini. Menteri Perdagangan RI, Muhammad Lutfi mengakui bahwa kenaikan ini disebabkan oleh beberapa faktor.

Untuk kenaikan harga minyak goreng, Lutfi mengatakan ini disebabkan oleh harga fit stock atau crude palm oil (CPO) di dunia saat ini sudah menyentuh US$ 1350 per ton.

Baca juga: Kemendag Batal Larang Minyak Goreng Curah Dijual 1 Januari 2022

Artinya, saat harga eceran tertinggi (HET) acuan yang dibuat sebelumnya di angka Rp 11.000 per liter, hal itu disebabkan CPO pada saat itu harganya berada di antara US$ 500 hingga US$ 700.

"Saat ini sudah hampir triple daripada harga standarnya. Dan ini juga diikuti oleh kenaikan harga minyak goreng di seluruh dunia," ujar Lutfi kepada CNBC Indonesia kemarin.

Terkait hal ini, Lutfi menegaskan bahwa Kementerian perdagangan sedang mengerjakan 2 hal.

Pertama, memastikan bahwa ada 11.000.000 liter minyak saat ini yang disebar di seluruh Indonesia dengan harga Rp 14.000 demi mendapatkan harga minyak goreng yang terjangkau.

Kedua, Kemendag sedang bekerja dengan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) yang dapat mengatur uang yang terkumpul agar bisa digunakan sebagai subsidi untuk keterjangkauan harga, yang diharapkan bisa rampung pada awal tahun.

Selanjutnya, mengenai harga telur, banyak pedagang yang mengeluh lantaran harga pasar telur rendah. Lutfi mengungkapkan, ini terjadi karena dalam siklus penjualan setahun belakangan, terhitung 8 bulan terjadi ketidakpastian antara untung dan rugi yang sangat tipis bagi para pedagang telur, sedangkan mereka hanya untung di 4 bulan sisanya.

Hal ini juga diperparah tingginya harga jagung sebagai pakan untuk ayam petelur dan ayam broiler, sehingga menyebabkan para pedagang telur memiliki harga di atas acuan hanya dalam kurun waktu 4 hari.

Baca juga: Ansar Minta Kepala Daerah se-Kepri Jamin Stok Sembako Aman Akhir Tahun

"Jadi sekarang ini memang tinggi, tetapi mereka sedang me-recover daripada cost mereka yang biasanya untuk 4 bulan tahun ini hanya untuk mungkin satu setengah bulan sampai 2 bulan," tambahnya.

Sedangkan untuk kenaikan harga cabai, terutama cabai rawit merah, ini disebabkan oleh siklus musim tanam yang bersamaan dengan musim hujan. Curah hujan yang mundur 1 bulan menyebabkan cabai menjadi basah pada masa siap panen. Hal inilah yang menyebabkan supply terganggu hingga harganya naik meroket.

"Mudah-mudahan karena ini adalah tanaman musiman, dengan harganya tinggi menyebabkan orang akan tanam lagi. Insyaallah pada akhir Januari hingga awal Februari sudah terjadi panen lagi dan harga akan menjadi equilibrium baru. Mudah-mudahan di masa yang akan datang kita bisa memitigasi masalah ini dan mendapatkan yang terbaik bukan hanya untuk petani," pungkas Lutfi.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews