Corona Bikin Morat-marit Nasib Pekerja Wisata di Asia

Corona Bikin Morat-marit Nasib Pekerja Wisata di Asia

Foto: AP/Nicole Evatt

Jakarta, Batamnews - Sebanyak 1,6 juta pekerjaan di sektor pariwisata di lima negara Asia hilang imbas pandemi melanda.

Dilansir dari AlJazeera, Organisasi Buruh Internasional (ILO) dalam sebuah rilis mengatakan Filipina, Vietnam, Thailand, Brunei dan Mongolia kehilangan hampir sepertiga di sektor pariwisata karena pandemic covid-19.

Menurut laporan badan PBB tersebut, Pekerjaan terkait sektor pariwisata hilang 4 kali lebih besar dari pada industri lainnya, dengan pekerja wanita yang paling merasakan dampak buruknya.

Chihoko Asada-Miyakawa, Direktur regional ILO untuk Asia dan Pasifik, mengatakan dampak COVID-19 pada pariwisata di kawasan itu seperti bencana.

"Bahkan dengan negara-negara di kawasan yang sangat fokus pada vaksinasi dan merancang strategi untuk membuka kembali perbatasan secara perlahan, pekerjaan dan jam kerja di sektor terkait pariwisata kemungkinan akan tetap di bawah angka sebelum krisis di negara-negara Asia-Pasifik hingga tahun depan, ujar Asada-Miyakawa.

Dalam laporan tersebut, Brunei mengalami penurunan lapangan kerja paling tajam merosot 40 persen, sementara jam kerja rata-rata menyusut 21 persen.

Di Filipina, lapangan kerja di bidang pariwisata menyusut 28 persen, sementara jam kerja rata-rata turun 38 persen.

Di Vietnam, upah rata-rata di sektor pariwisata turun 18 persen secara keseluruhan dan 28 persen untuk perempuan.

Thailand, yang menghasilkan sekitar 20 persen dari PDB dari pariwisata sebelum pandemi, mengalami penurunan upah rata-rata sebesar 9,5 persen.

Sementara itu di Mongolia, pekerjaan dan jam kerja rata-rata turun masing-masing 17 persen dan 13 persen.

Menurut data dari Capital Economics, pada September lalu Kunjungan wisatawan ke sebagian besar wilayah di Asia turun 99 persen dibandingkan dengan tingkat pra-pandemi, atau lebih dalam dibandingkan dengan Meksiko 20 persen dan sekitar 65 persen di Eropa Selatan.

Adapun berdasarkan data World Economic Forum, pada 2019 lalu sekitar 291 juta turis mengunjungi Asia-Pasifik yang berkontribusi $875 miliar atau sekitar Rp 12.485 triliun pada perekonomian.

Gareth Leather, ekonom senior untuk Asia di Capital Economics, mengatakan runtuhnya pariwisata telah menimbulkan kerugian ekonomi yang besar di seluruh wilayah.

"Sebelum krisis, pariwisata menyumbang sekitar 10 persen dari PDB di sejumlah tempat, termasuk Thailand, Hong Kong, Malaysia, dan Kamboja. Selama hampir dua tahun, negara-negara ini tidak memiliki kedatangan sama sekali, "kata Leather.

 

Sara Elder, ekonom senior ILO dan penulis laporan tersebut mengatakan pandemic covid-19 dan kemungkinan pemulihan yang lambat dalam waktu dekat akan memaksa negara-negara yang bergantung pada pariwisata untuk mempertimbangkan cara mendiversifikasi ekonomi mereka.

"Pemulihan akan memakan waktu dan pekerja serta perusahaan yang terkena dampak di sektor pariwisata akan terus membutuhkan bantuan untuk mengganti pendapatan yang hilang dan melestarikan aset," kata Elder.

"Pemerintah harus terus menerapkan langkah-langkah dukungan, sambil berusaha memvaksinasi semua penduduk, termasuk pekerja migran," katanya.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews