Isu Pencaplokan Natuna

Cemas Dicaplok Cina, Ini yang Dilakukan Kemenhan di Natuna

Cemas Dicaplok Cina, Ini yang Dilakukan Kemenhan di Natuna

Salah satu keindahan pulau Natuna. (Foto: Istimewa/Riza Fatoni)

BATAMNEWS.CO.ID, Batam - Isu terkait konflik perbatasan Laut Cina Selatan jadi atensi pusat. Apalagi belakangan sempat heboh pemberitaan terkait Natuna yang diklaim lewat adanya dashline atau garis putus-putus di peta wilayah oleh Tiongkok.

Kemenhan bekerjasama dengan Kesbangpolda Natuna dan unsur TNI nampaknya kini mulai giat melakukan kegiatan. Seperti salah satunya seminar wawasan kebangsaan masyarakat demi menjaga keutuhan wilayah NKRI yang digelar di Gedung Sri Serindit, Rabu (4/11/2015).

Ratusan peserta dari perwakilan PNS, PTT, Ormas dan OKP di Natuna mengikuti kegiatan sosialisasi implementasi nilai-nilai bela negara ini.

Kegiatan ini dihadiri Bupati Natuna, Iliyas Sabli, Ketua DPRD Natuna, Yusripandi, Kasubdit Lingia Menteri Pertahanan Kolonel Laut Edi Yulianto, Danlanal Ranai Kolonel (P) Arif Badrudin, Danlanud Ranai Letkol M.Nurdin serta Dandim 0318 Natuna Letkol (Inf) Ade David Siregar.

Kendati Kepala Badan Kesbangpolda Kabupaten Natuna, Muchtar Ahmad memaparkan jika wilayah Natuna sejauh ini kondusif dan tidak ada tanda pergerakan signifikan yang mengancam keutuhan NKRI, namun ia tak menampik jika antisipasi perlu dilakukan.

Setidaknya mendorong masyarakat untuk cinta tanah air melalui kegiatan dan program-program khusus.

Beberapa narasumber menyampaikan pemaparan. Danlanal Ranai Kolonel Arif Badrudin memaparkan tentang pembangunan persatuan dan kesatuan melalui pemberdayaan kemaritiman.

"Pemaparan materi bela negara juga disampaikan Kolonel Lek Dewa Gede Agung Putra (Andya Matra Udara Ditkomcad) dengan inti materi kebhinekaan disatukan oleh ideologi Pancasila," sebut Muchtar.

Ia berharap masyarakat bisa memiliki pemahaman terkait peran penting menjaga keutuhan wilayah NKRI. Agresivitas bangsa lain kini cukup tinggi mengincar wilayah dengan sumber daya alam besar, hal ini patut diantisipasi.

"Ya paling tidak masyarakat bisa paham keberadaan Indonesia itu bagaimana oleh negara lain. Indonesia adalah negara subur kaya akan SDA," katanya.

Perang ke depannya bukan dalam bentuk invasi secara langsung, namun bisa lewat invasi ekonomi, budaya dan sebagainnya. Daerah-daerah yang punya cadangan SDA tentu menjadi target dan incaran negara lain.

 

[fox]


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews