Ramalan Matahari Mati dan Nasib Manusia yang Huni Bumi

Ramalan Matahari Mati dan Nasib Manusia yang Huni Bumi

Gerhana matahari cincin sebagian muncul dari balik awan saat terbit di atas Manhattan di New York, Kamis (10/6/2021). (AP Photo/Seth Wenig)

Batam, Batamnews - Umur Matahari diprediksi tinggal 5 miliar tahun lagi dari sekarang. Lantas bagaimana tata surya kita setelah Matahari Mati? Kemungkinan Bumi akan dihantam tetapi Jupiter bertahan.

Ini adalah prediksi sejumlah astronom yang diterbitkan dalam jurnal Nature dengan menggunakan contoh dengan kejadian yang sama di tata surya yang lain, seperti dikutip dari CNet, Jumat (15/10/2021).

Para Astronom menemukan sistem tata surya lain yang terletak di dekat pusat Bimasakti melalui WM Keck Observatory di Hawaii. Di sana ditemukan katai putih yang mati namun ada planet mirip Jupiter dalam orbit mirip Jupiter yang tetap eksis.

"Bukti ini menegaskan bahwa planet yang mengorbit pada jarak yang cukup jauh dapat terus ada setelah kematian bintang mereka," ujar penulis utama riset itu Joshua Blackman, peneliti postdoctoral University of Tasmania Australia.

"Mengingat bahwa sistem ini adalah analog dengan tata surya kita sendiri, ini menunjukkan bahwa Jupiter dan Saturnus mungkin bertahan dari fase raksasa merah Matahari ketika kehabisan bahan bakar nuklir dan menghancurkan diri sendiri."

Matahari kita diperkirakan akan bergerak melalui beberapa fase ketika mati. Matahari akan berkembang menjadi raksasa merah, fase yang digambarkan NASA sebagai "waktu paling kejam dalam kehidupan bintang." Pada saat itu Bumi akan menjadi tidak dapat dihuni dan kemungkinan besar akan hancur.

Selanjutnya, Matahari akan mengendap dalam bentuk katai putih sebagai bintang mati yang mendingin dan memudar.

Rekan penulis penelitian ini, David Bennett dari University of Maryland dan NASA Goddard Space Flight Center menyarankan pindah ke bulan Jupiter dan Saturnus mungkin layak dipertimbangkan dengan asumsi umat manusia masih ada.

Namun hal ini tidak langsung menyelesaikan masalah. Pasalnya manusia tidak bisa mengandalkan panas dari Matahari sebagai katai putih untuk waktu yang lama, tulis David Bennett.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews