Analisis Kriminolog soal M Kece Dianiaya Irjen Napoleon di Rutan

Analisis Kriminolog soal M Kece Dianiaya Irjen Napoleon di Rutan

Muhammad Kece (dok ist)

Jakarta, Batamnews - Bareskrim Polri mengungkap bahwa Muhammad Kosman alias Muhammad Kece dipukul oleh Irjen Napoleon Bonaparte di dalam rumah tahanan (rutan). Pakar kriminologi menganalisis pemukulan Muhammad Kece oleh Irjen Napoleon.

Kriminolog Universitas Indonesia (UI), Iqrak Sulhin, menilai perlu dibongkar motif Irjen Napoleon sehingga memukul Muhammad Kece. Iqrak menilai isu terjaminnya hak-hak para tahanan perlu diperhatikan.

"Kita kan tidak tahu motifnya apa ya, cuma sebenarnya salah satu hal yang selalu jadi perhatian kalau dalam konteks tempat-tempat penahanan itu adalah sejauh mana hak-hak dari tahanan itu bisa terjamin," kata Iqrak kepada wartawan, Sabtu (18/9/2021).

Lokasi penahanan seperti rutan sifatnya tertutup dan diawasi 24 jam. Iqrak menilai meski ada petugas yang berjaga, tentu sesuatu yang juga sulit diawasi, hal ini pun menjadi isu juga terjadi di lembaga pemasyarakatan.

"Artinya ini memang, kalau saya sih melihat dalam konteks yang lebih besar, bahwa semestinya itu tidak terjadi, dan berarti ada perhatiannya justru pada sejauh mana rutan memberi hak dari para tahanan untuk tidak mendapatkan kekerasan, baik yang dilakukan oleh petugas, maupun yang dilakukan oleh sesama tahanan," ujarnya.

Selain itu, Iqrak menilai di dalam rumah tahanan setiap tahanan statusnya sama dan tidak ada perlakuan istimewa bagi tahanan tertentu. Oleh sebab itu, Iqrak menilai ada indikasi pemukulan yang dilakukan Irjen Napoleon ada motif tertentu.

"Saya kira dalam setiap tahanan tentu statusnya sama mustinya, itukan prinsip dalam penahanan, semua tahanan diperlakukan sama, tidak ada yang istimewa. Tapi bahwa ada tahanan yang mungkin melakukan kekerasan, ya bisa jadi ada motif-motif tertentu yang bisa jadi kita tidak tahu apa," ucapnya.

Iqrak enggan berspekulasi jika ada kecolongan dari petugas jaga tahanan sehingga terjadi pemukulan terhadap Muhammad Kece. Menurut Iqrak, pada umumnya kekerasan yang terjadi antartahanan terjadi bersifat ada problem pribadi."Saya tentu tidak mau berspekulasi, tapi biasanya kalau ada bentrok antartahanan, misalnya antartahanan berkelahi, atau antartahanan melakukan kekerasan terhadap yang lain, ya bisa jadi ada problem-problem yang bersifat individual, dalam konteks interaksi mereka di dalam tahanan itu sendiri," imbuhnya.

 

Terlapor dalam kasus dugaan penganiayaan, Muhammad Kece, sebelumnya diketahui adalah Irjen Napoleon Bonaparte. Bareskrim telah memeriksa tiga saksi dalam kasus penganiayaan ini. Semuanya berstatus narapidana.

"(Terlapor atas nama) Napoleon Bonaparte. Ya tiga saksi (sudah diperiksa). Semuanya napi," ujar Dirtipidum Bareskrim Brigjen Andi Rian Djajadi saat dihubungi, Sabtu (18/9).

Andi menjelaskan penyidik juga sedang mendalami motif Irjen Napoleon menganiaya Muhammad Kece. Selain itu, dia menyebut polisi sedang mencari tahu apakah Napoleon beraksi sendirian atau dibantu pihak lain.

"Penyidik sedang mendalami apakah dilakukan sendiri atau ada yang membantu," tuturnya.

Muhammad Kece yang merupakan tersangka kasus penistaan agama membuat laporan ke Bareskrim Polri bahwa dirinya dianiaya di dalam rutan. Muhammad Kece mengaku mengalami penganiayaan dari sesama tahanan di Bareskrim Polri. Polri segera melakukan gelar perkara untuk menentukan tersangka penganiayaan.

"Kasusnya adalah pelapor melaporkan bahwa dirinya telah mendapat penganiayaan dari orang yang saat ini jadi tahanan di Bareskrim Polri," ujar Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Rusdi Hartono dalam jumpa pers di kantornya, Jumat (17/9).


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews