Warga Sudah Lama Teriak Air PDAM Tanjungpinang Keruh dan Berbau

Warga Sudah Lama Teriak Air PDAM Tanjungpinang Keruh dan Berbau

ilustrasi.

Tanjungpinang, Batamnews - Layanan air bersih PDAM Tirta Kepri di Kota Tanjungpinang dikeluhkan warga. Pelanggan merasa tidak ada perubahan dalam peningkatan kualitas layanan selama ini. Parahnya, hal ini sudah terjadi bertahun-tahun.

Nuran misalnya, warga Batu 7 Tanjungpinang menyebutkan, kualitas air PDAM Tirta Kepri yang diterima pelanggan keruh dan berbau.

Begitu juga saat air mati. Ketika baru mengalir kembali, air pertama yang keluar mengeluarkan bau tak sedap dan sangat kotor. 

"Jangankan untuk diminum atau dikonsumsi, untuk cuci dan mandi juga tidak bisa," ujarnya. 

Dituturkannya lebih kurang 7 tahun tinggal dan berlangganan air PDAM di Tanjungpinang, tak ada peningkatan kualitas layanan. "Cenderung pelayanan yang diberikan malah semakin buruk," katanya, Senin (30/8/2021). 

Pemberitahuan air mati lewat radio

Ia juga mengeluhkan pemberitahuan gangguan layanan atau air mati oleh PDAM Tirta Kepri. Selama ini dikatakannya pemberitahuannya hanya melalui radio. 

"Di zaman teknologi canggih saat ini, orang-orang lebih menggunakan Instagram, twitter dan facebook. Bila hanya melalui radio, yang akses radio saat ini sangat terbatas," ucapnya.

Dia berharap PDAM Tirta Kepri juga bisa lebih memanfaatkan teknologi kekinian, minimal untuk informasi dan pemberitahuan.

"Kami berharap PDAM di Tanjungpinang dapat memperbaiki sistemnya. Sehingga menjadi lebih baik lagi di masa yang akan datang," harapnya. 

Disoroti LSM

Direktur LSM Air Lingkungan Hidup dan Manusia (ALIM) Khairjuli mengatakan, selama ini PDAM Tirta Kepri juga selalu bermasalah terhadap jaringan pipa tranmisi. 

"Yang memperparah kondisi, pipa air ini juga karena keberdaan pipa tranmisi induk yang tertanam berada di tengah-tengah badan jalan raya, sehingga sering pecah karena terlindas kendaraan," katanya. 

Sementara, untuk perbaikan pipa yang pecah juga dibutuhkan perbaikan yang tidak sebentar. Pelanggan harus sabar tidak teraliri air untuk beberapa waktu bahkan berhari-hari.

 

 Belum lagi dengan kondisi waduk dimana sumber air baku merupakan tadah hujan, bila tidak ada hujan maka waduk mengering dan distribusi air ke pelanggan berkurang. Biasanya harus dilakukan secara bergilir dalam pendistribusiannya. 

"Ini sebenarnya permasalahan klasik dari tahun ke tahun seperti ini. Dan yang jadi korban tentunya pelanggan  yang berada di Tanjungpinang dan Bintan," tuturnya. 

Batamnews mencoba menghubungi Direktur PDAM Tirta Kepri, Mamat terkait keluhan masyarakat ini. Hanya saja yang bersangkutan belum bisa dihubungi. 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews