Ekonomi RI Tumbuh 7,07 Persen, Pengangguran-Kemiskinan kok Masih Banyak?

Ekonomi RI Tumbuh 7,07 Persen, Pengangguran-Kemiskinan kok Masih Banyak?

ilustrasi

Jakarta, Batamnews - Indonesia berhasil keluar dari resesi karena pertumbuhan ekonomi di kuartal II-2021 mencapai 7,07%. Sayangnya pengumuman itu diiringi dengan ancaman pengangguran hingga kemiskinan yang meningkat.

Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Piter Abdullah mengatakan adanya pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) saat ini membuat ekonomi melambat. Hal itu diprediksi bikin pengangguran dan kemiskinan akan meningkat lagi.

"Yang kita hadapi sekarang di Agustus ini adalah gelombang kedua pandemi dan PPKM Level 4. Perekonomian sekarang sedang turun, pengangguran dan kemiskinan meningkat. Yang kita alami sekarang baru akan dicatat dan dilaporkan oleh BPS pada bulan Oktober nanti," kata Piter, Minggu (8/8/2021).

Di tengah pengumuman ekonomi tumbuh 7,07%, justru kata Piter Indonesia saat ini sedang menghadapi gelombang PHK atau banyak pegawai yang dirumahkan.

"Di tengah PPKM Level 4 sekarang ini justru kita menghadapi gelombang PHK atau perumahan pegawai. Jadi pertumbuhan ekonomi 7% di triwulan II kita jadikan sumber semangat saja," tuturnya.

Sedangkan untuk pertumbuhan ekonomi yang tumbuh 7,07% di kuartal II-2021, memang tidak bisa dilihat dampaknya saat ini dan ke depan, melainkan hanya pada periode April, Mei dan Juni 2021.

Secara terpisah, Ketua Umum DPD Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) Provinsi DKI Jakarta, Sarman Simanjorang menilai pertumbuhan ekonomi yang sampai 7,07% ini memang tidak sama kualitasnya ketika dalam situasi normal. Capaian itu dinilai tak berdampak signifikan pada penurunan angka pengangguran dan kemiskinan.

"Naiknya pertumbuhan ekonomi kuartal II-2021 tidak berpengaruh terhadap penciptaan lapangan pekerjaan dan menurunnya angka kemiskinan," katanya.

Menurut Sarman, pertumbuhan ekonomi yang berkualitas yakni setiap pertumbuhan 1% akan mampu menyediakan lapangan pekerjaan di kisaran 250 ribu-500 ribu.

"Pelaku usaha tentu tentu berharap agar ke depan kita ingin mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkualitas yang mampu mempengaruhi terhadap indikator tersebut di atas termasuk indeks kepuasan masyarakat," tuturnya.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews