Pandemi Tak Batasi Penduduk Jepang Selfie dengan Sakura

Pandemi Tak Batasi Penduduk Jepang Selfie dengan Sakura

Pengunjung Taman Ueno di Jepang menikmati musim mekar bunga sakura tahun ini. (Foto: Reuters)

Tokyo - Orang-orang di Tokyo berbondong-bondong untuk mengagumi bunga sakura yang mekar paripurna di taman, kuil, dan tepi sungai pada hari Jumat (26/3/2021), meskipun ada peringatan untuk tidak menggelar tradisi piknik di tengah pandemi virus Corona

Festival tahunan telah dibatalkan, pita pembatas digunakan untuk menutup area-area piknik, dan papan peringatan dipasang yang mendesak orang-orang untuk "menahan diri untuk berkumpul menikmati musim mekar sakura".

Tetapi banyak orang, kebanyakan memakai masker, memutuskan untuk memanfaatkan langit biru cerah pada hari Jumat untuk mengambil foto selfie "sakura", berjalan-jalan di jalan setapak dengan deretan bunga atau naik perahu di bawah bunga merah muda dan putih.

Meskipun gelombang ketiga infeksi Covid-19 berlangsung selama musim dingin, Jepang memiliki jumlah kasus yang relatif kecil secara keseluruhan dengan sekitar 9.000 kematian dan belum memberlakukan penguncian menyeluruh seperti yang diterapkan negara lain.

Pemerintah Jepang minggu ini mencabut status darurat virus di daerah Tokyo, tetapi gubernur kota Yuriko Koike telah memperingatkan penduduk untuk "menghindari pesta menikmati musim mekar sakura" untuk mencegah lonjakan kasus penularan.

Jumlah kasus virus Corona di Tokyo secara bertahap meningkat, dengan 394 infeksi baru tercatat pada hari Kamis (25/3/2021).

"Kami khawatir mungkin ada penyebaran infeksi yang tiba-tiba - lebih besar dari gelombang ketiga - jika jumlah orang yang keluar rumah meningkat untuk melakukan perjalanan melihat bunga sakura, pesta penyambutan (untuk karyawan dan mahasiswa baru) dan kelulusan," kata Norio Ohmagari, direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Jepang, Kamis.

Musim mekar bunga sakura sangat dinantikan oleh penduduk dan wisatawan di Jepang, meskipun tahun ini turis mancanegara masih dilarang datang.

Bunga sakura melambangkan kerapuhan kehidupan dalam budaya Jepang, karena mekar penuh hanya bertahan sekitar seminggu sebelum kelopak mulai berjatuhan dari pohon.

Secara tradisional dirayakan dengan hanami, atau piknik di bawah pepohonan ceri yang sedang bermekaran. Kadang peserta pesta ada yang sampai mabuk-mabukan.

Musim ini juga dianggap sebagai salah satu perubahan karena menandai dimulainya tahun bisnis baru, dengan banyak lulusan universitas memulai pekerjaan penuh waktu pertama mereka dan kolega yang lebih tua bergeser ke posisi baru.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews