RI-UEA Teken Kerjasama Penjualan Sulfur dan LPG Rp 28 Triliun

RI-UEA Teken Kerjasama Penjualan Sulfur dan LPG Rp 28 Triliun

Ilustrasi (Foto: liputan6)

Jakarta - PT Pertamina (Persero) dan perusahaan asal Uni Emirat Arab (UEA) Abu Dhabi National Oil Company alias Adnoc melakukan kerja sama penjualan komoditas sulfur dan gas LPG.

Menteri Energi dan Infrastruktur UEA Suhail Al-Mazrouie mengatakan, perjanjian akan dilakukan selama 4 tahun dengan komitmen penjualan mencapai US$ 2 miliar atau sekitar Rp 28 triliun.

Penandatanganan kerja sama penjualan ini sendiri dilakukan hari ini dalam forum bisnis yang dilakukan Suhail dengan Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.

"Kontrak LPG dan sulfur adalah kontrak empat tahun dan itu berada di level US$ 500 juta setahun jadi kontraknya kurang lebih US$ 2 miliar selama empat tahun. Kemungkinan antara US$ 2-2,2 miliar tergantung pada harganya," kata Suhail dalam konferensi pers di Hotel Grand Hyatt, Jakarta Pusat, Jumat (5/3/2021).

Suhail menjelaskan nantinya kontrak empat tahun itu bisa saja diperbaharui. "Hal ini penting mengingat masa empat tahunnya tetapi dapat diperbaharui," ujarnya.

Suhail menegaskan pihaknya akan berkomitmen mendukung kebutuhan Indonesia sebagai negara sahabat. Dia menilai Indonesia akan menjadi negara sahabat prioritas dari UEA.

"Kami akan selalu berkomitmen dan mendukung Indonesia dan kebutuhan mereka. Indonesia akan mendapat prioritas," ujar Suhail.

Dalam keterangan pers KBRI Abu Dhabi, dijelaskan penandatanganan kerja sama sales confirmation agreement antara Pertamina dan Adnoc akan memberikan kepastian bagi Pertamina untuk mendapatkan pasokan sulfur dan gas LPG.

Direktur Pemasaran Pusat & Niaga PT Pertamina Patra Niaga, Sub Holding Commercial & Trading PT Pertamina (Persero) Hasto Wibowo menyampaikan bahwa kebutuhan impor LPG nasional mencapai 6 juta ton per tahun.

"Dengan adanya perjanjian ini, maka diharapkan Pertamina dapat memperluas sumber pasokan dan menjaga kestabilan pasokan serta membuka kolaborasi yang lebih strategis untuk rencana pengembangan bisnis petrokimia," ungkap Hasto dalam keterangan KBRI Abu Dhabi.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews