PLN Batam-Panbil Teken MoU Pembangunan PLTU Biomassa Tanjung Sauh

PLN Batam-Panbil Teken MoU Pembangunan PLTU Biomassa Tanjung Sauh

Penandatanganan MoU antara PLN Batam dengan Panbil terkait pembangunan PLTU Biomassa di Tanjung Sauh (Foto: ist/batamnews)

Batam - PLN Batam dan PT Panbil Utilitas Sentosa meneken Nota Kesepahaman (MoU) tentang rencana pembangunan dan pengelolaan PLTU Biomassa 2 x 100 MW di Tanjung Sauh, Batam. 

Nota Kesepahaman ditandatangani langsung oleh Direktur Utama PT PLN Batam Budi Pangestu dan Direktur Utama PT Panbil Utilitas Sentosa Jeremia Purba. 

Penandatanganan tersebut disaksikan oleh Gubernur Kepulauan Riau Ansar Ahmad dan President Director Panbil Group Johannes Kennedy di Kantor Gubernur Kepri, Kamis (4/3/2021).

Dirut PT PLN Batam, Budi Pangestu, mengatakan bahwa saat ini sistem kelistrikan Batam-Bintan mempunyai cadangan 18% dan rencana pengelolaan PLTU Biomassa 2 x 100 MW di Tanjung Sauh, Batam, dapat memperkuat cadangan daya Batam-Bintan hingga mencapai 30% ke depannya.

“Rencana ini sungguh melegakan kami dalam menyediakan pasokan energi listrik di Kepulauan Riau. Karena dengan hal tersebut, akan semakin menambah keandalan sistem kelistrikan Batam-Bintan. Kami mendukung penuh karena bagian dari alternatif penyediaan energi terbarukan yang manfaatnya cukup besar bagi masyarakat luas,” ujar Budi Pangestu.

Sementara itu, Gubernur Kepulauan Riau Ansar Ahmad mengapresiasi dan menyambut baik penandatanganan MoU antara PLN Batam dan Panbil.

Biomassa menjadi solusi yang penting untuk membantu suplai energi di samping minyak dan gas bumi.

“Terima kasih bagi PLN Batam dan Panbil Group yang telah mempelopori hal ini. Mudah-mudahan kehadiran PLTU Biomassa mampu menjadi magnet baru bagi berkembangnya kawasan-kawasan baru pertumbuhan ekonomi di Kepri, khususnya di Batam,” jelas Ansar.

Pada kesempatan tersebut, President Director Panbil Group Johanes Kenedy mengatakan pengembangan bio massa sebagai sumber energi pembangkit listrik adalah sebagai penyeimbang sumber produksi energi listrik yang sudah ada.

“Sejalan dengan arah pemerintah untuk go green. Yang dimaksud bio massa di sini adalah tandan kelapa sawit yang tidak dipakai, sisa produksi kayu, dan batang jagung untuk campuran bio massa. Harapan kami dengan pengembangan sumber energi bio massa ini kepada pengusaha menengah ke bawah untuk dapat menyuplai bahan baku bio massa sehingga pertumbuhan ekonomi lebih merata,” kata Johanes.

Kondisi saat ini, sambung Ansar, persoalan listrik masih menjadi perhatian serius oleh pemerintah karena masih ada beberapa daerah yang belum secara maksimal menerima asupan listrik dengan cukup.

“Sebagai bentuk dukungan pemerintah provinsi Kepri terhadap pengembangan pembangkit energi baru terbarukan (EBT), pemerintah akan mendukung sepenuhnya terkait perijinannya,” pungkasnya.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews