Critical Eleven, 11 Menit Paling Krusial dalam Penerbangan

Critical Eleven, 11 Menit Paling Krusial dalam Penerbangan

ilustrasi.d

Jakarta - Istilah critical eleven kembali diperbincangkan masyarakat usai pesawat Sriwijaya Air jatuh pada Sabtu (9/1/2021). Istilah ini merujuk pada 11 menit krusial yang menentukan keberhasilan penerbangan.

Sebagaimana diketahui, pesawat dengan nomor penerbangan SJY 182 yang bertolak dari Jakarta menuju Pontinak itu lepas landas di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng pada pukul 14.36 WIB. Selang 4 menit mengudara, pesawat itu dilaporkan terbang ke arah barat laut dan beberapa detik kemudian hilang dari radar ATC.

Belakangan diketahui pesawat itu jatuh di perairan Kepulauan Seribu. Tepatnya di sekitar Pulau Laki dan Pulau Lancang. Hingga kini, tim gabungan TNI AL, Basarnas, hingga KNKT masih melakukan evakuasi dan penyelidikan jatuhnya pesawat itu.

Peristiwa ini pun mengingatkan kita pada kecelakaan pesawat Lion Air JT-610 rute Jakarta-Pangkal Pinang yang jatuh di perairan Tanjung Karawang pada 29 Oktober 2018. Pesawat ini juga jatuh selang beberapa menit setelah lepas landas.

Kedua peristiwa itu kemudian dikaitkan dengan istilah critical eleven yaitu 11 menit paling penting dalam penerbangan.

Dikutip dari situs Flightsafety.org, critical eleven merujuk pada 3 menit setelah pesawat lepas landas dan 8 menit sebelum pesawat mendarat. Pada saat itu, pilot akan berkomunikasi secara intensif dengan Air Traffic Controller (ATC).

Dalam waktu 3 menit pertama, pilot akan menstabilkan posisi dan mengontrol kecepatan pesawat. Sedangkan pada 8 menit sebelum mendarat, pilot akan mengurangi kecepatan dan menyesuaikan pesawat dengan landasan pendaratan.

Di saat krusial ini, tak ada seorang pun yang boleh berkomunikasi dengan awak yang berada di kokpit. Selain itu, segala aktivitas di pesawat juga dihentikan. Seluruh penumpang diminta untuk tetap berada di kursi masing-masing.

Pada situasi itu, pramugari akan meminta seluruh penumpang untuk mengenakan sabuk pengamanan, mematikan ponsel, menegakkan sandaran kursi, melipat meja, dan membuka penutup jendela. Tujuannya untuk mempermudah proses evakuasi jika terjadi situasi darurat.

Dalam kondisi darurat ini, pesawat akan melakukan pendaratan darurat. Penumpang hanya punya waktu 90 detik atau 1,5 menit untuk menyelamatkan diri karena oksigen akan berkurang, tenggelam (jika mendarat di air), atau meninggal karena terlalu banyak menghirup asap.

Oleh sebab itu, sebelum terbang, pramugari juga memberikan demonstrasi tentang cara penggunaan masker oksigen dan pelampung. Ini merupakan pertolongan pertama yang dapat penumpang lakukan di kondisi darurat.

Soal critical eleven ini tak boleh diremehkan. Menurut data statistik dari Flightsafety.org, sebanyak 80 persen kecelakaan pesawat itu terjadi di fase critical eleven.

Dari kasus tersebut, Worldwide Commercial Jet mencatat dalam rentang waktu 2007-2016, penyebab kecelakaan terbanyak ada di momen 8 menit sebelum mendarat yaitu saat pesawat menurunkan kecepatan. Lalu penyebab kedua adalah ketika pesawat lepas landas.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews