Penyebar Pasien COVID-19 Diviralkan Berdarah dengan Bola Mata Tak Ada Ditangkap

Penyebar Pasien COVID-19 Diviralkan Berdarah dengan Bola Mata Tak Ada Ditangkap

Jenazah pasien Covid-19 yang diviralkan bola matanya hilang (Foto: Tangkapan Layar)

Probolinggo - Sebuah video tentang pasien COVID-19 yang berlumuran darah di wajah viral di media sosial. Rupanya video itu hoaks. Penyebarnya pun sudah ditangkap Satreskrim Polres Probolinggo.

"Benar anggota kami berhasil menangkap pelaku penyebar hoaks jenazah COVID-19 berdarah, bola mata tercongkel,l, membuat keresahan masyarakat. Nanti akan dirilis, agar isu hoaks tidak berkembang luas," tegas Kapolres Probolinggo AKBP Ferdy Irawan saat dihubungi, Sabtu (7/11/2020).

Video itu diviralkan hilang bola matanya melalui caption yang menyertai. Berikut bunyi caption-nya:

'Jika MEMANG INFO DEMIKIAN , DIBAWAH INI MAKA PENJARAKAN OKNUM SEBERAT²NYA , mohon izin @polresprobolinggokota chek info validnya terima kasih hormat saya 🙏

Jenazah pasien yang 'katanya' kena kopit di Probolinggo setelah dibuka ternyata kedua b0l4 matanya sudah tidak ada, d4r4h pun masih bercucuran 😭.

Petugas sempat melarang untuk melihat jenazah namun pihak keluarga memaksa karena yakin almarhumah tidak punya riwayat kontak dengan pasien kopit'

Satgas COVID-19 Kabupaten Probolinggo menegaskan bahwa informasi atau caption dalam video tersebut tidak benar alias hoaks. "Bola mata masih ada, tetapi tertutup darah. Keluarga pasien siap mengklarifikasi pemberitaan yang tidak benar," kata Gakkum Satgas COVID-19 Kabupaten Probolinggo Ugas Irwanto kepada wartawan, Jumat (6/11/2020).

 

Ugas mengatakan peristiwa dalam video viral itu terjadi Kamis (5/11/2020). Pasien COVID-19 tersebut adalah Mahmuda (49), warga Dusun Sukun, Desa Alas Tengah, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo. Pasien dirawat dan meninggal di RSUD dr Mohamad Saleh, Kota Probolinggo. Hasil tes swab pasien positif COVID-19 dengan penyakit bawaan darah tinggi dan stroke.

Plt RSUD dr Mohamad Saleh dr Abraar Kuddah mengatakan pasien datang tiga hari dalam kondisi parah sebelum ia meninggal pada Kamis (5/11). Pemulasaraan jenazah hingga dimasukkan ke peti jenazah juga sudah sesuai dengan SOP COVID-19 serta syariat Islam. Peti juga sudah pas dengan jenazah dan tidak berubah atau goyang.

Pengantaran jenazah dilakukan dengan ambulans milik Pemkab Probolinggo yang mengantar jenazah hingga ke rumah duka.

"Pasien datang sudah dengan kondisi kurang baik. Pasien dirawat sesuai prosedur dan dirawat cukup baik. Pada jenazah memang ada lebam (livormortis) mayat karena lama perjalanan menuju rumah duka," kata Abraar.

Setiba di rumah duka, pasien tak bisa langsung dimakamkan. Warga dan keluarga tak terima jika pasien disebut meninggal karena COVID-19. Karena itu warga membawa peti ke musala setempat. Peti itu lalu dibuka. Plastik dan kafan pasien juga dibuka. Saat itulah diketahui jika wajah pasien berlumuran darah.

Abraar juga membantah soal jual beli organ seperti dalam komentar di dalam video viral. Abraar menegaskan tak ada praktik jual beli organ dalam kasus tersebut.

"Tidak ada jual beli dan ambil organ tubuh seperti diisukan. Selama proses pemulasaraan jenazah disaksikan oleh pihak keluarga. Dan pasien keluar darah akibat pecah pembuluh darah," kata Abraar.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews