Penerbangan dari Hang Nadim Bisa Murah 2 Bulan ke Depan, Ini Alasannya
Batam - Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan memberikan stimulus atau bantuan berupa subsidi harga tiket pesawat bagi calon penumpang yang akan melakukan penerbangan domestik dari 23 Oktober 2020 hingga 31 Desember 2020.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub Novie Riyanto menyebut untuk tiket penerbangan sebelum 1 Januari 2021, calon penumpang akan dibebaskan biaya Pelayanan Jasa Penumpang Pesawat Udara (PJP2U).
Namun, penghapusan tarif PJP2U hanya diberikan untuk penerbangan yang dilakukan di 13 bandara yang merupakan penopang sektor pariwisata.
Khusus ditargetkan kepada bandara tertentu, stimulus diharapkan tidak hanya merangsang mobilitas masyarakat tapi juga menggerakkan sektor penerbangan, pariwisata, dan sektor turunannya.
"Diharapkan dengan stimulus masyarakat akan mendapat keringanan dengan berbagai tujuan yang akhirnya akan memberikan dampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di daerah seperti industri pariwisata, sektor UMKM," katanya pada konferensi pers secara daring, Kamis (22/10/2020).
Ketiga belas bandara yang dimaksud adalah Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang (CGK), Bandara Internasional Hang Nadim, Batam (BTH), Bandara Internasional Kualanamu, Deliserdang (KNO), dan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Denpasar (DPS).
Lalu, Bandara Internasional Kulon Progo, Yogyakarta (YIA), Bandara Internasional Halim Perdanakusuma, Jakarta (HLP), Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid, Lombok, Praya (LOP) dan Bandara Internasional Ahmad Yani, Semarang (SRG).
Kemudian, Bandara Internasional Sam Ratulangi, Manado, (MDC), Bandara Internasional Labuan Bajo (LBJ), Bandara Internasional Silangit, Tapanuli Utara (DTB), Bandara Internasional Blimbingsari, Banyuwangi (BWX), dan Bandara Internasional Adi Sucipto, Yogjakarta (JOG).
Secara total, untuk stimulus transportasi kepariwisataan, pemerintah mengucurkan dana total Rp216,55 miliar yang terdiri dari pembebasan tarif PJP2U senilai Rp175,74 miliar dan stimulus kalibrasi fasilitas penerbangan yaitu Rp40,81 miliar.
Tak hanya stimulus untuk penumpang, pemerintah juga memberikan keringanan kepada operator di 13 bandara tersebut.
Artinya, biaya kalibrasi fasilitas penerbangan dan alat bantu pendaratan pesawat yang biasanya dibebankan kepada operator bandara, untuk dua bulan ke depan dibebankan kepada pemerintah.
Tujuannya, untuk meringankan beban biaya operasional operator bandara akibat pandemi covid-19.
"Bagi operator penerbangan maupun operator bandara dengan stimulus PJP2U semoga menjadi berita baik, dengan harapan peningkatan pengguna jasa transportasi udara. Namun di sisi lain, para stakeholder penerbangan tetap diwajibkan mentaati SE Dirjen Nomor 13 Tahun 2020," tutup Novie.
Ke Yogya Akhir Pekan Cuma Rp367 Ribu
Namun, seberapa besar dampak dari stimulus tersebut terhadap tiket penerbangan domestik?
Berdasarkan dikutip dari CNN Indonesia, Kamis (22/10), dari situs agen perjalanan online (OTA) Traveloka, untuk penerbangan Sabtu, (24/10) rute Jakarta (CGK)-Yogyakarta (YIA), harga tiket dibanderol seharga Rp367.200 per orang untuk kelas ekonomi untuk maskapai Lion Air.
Sementara, rute penerbangan sama, Citilink menjual tiket seharga Rp571.800 per orang untuk kelas sama. Sedangkan, Garuda Indonesia membuka harga sebesar Rp905 ribu untuk spesifikasi penerbangan sama.
Harga tersebut memang lebih hemat dari tanggal penerbangan setelah stimulus tak lagi berlaku, seperti pada 2 Januari 2021 mendatang, untuk Lion Air harga naik menjadi Rp525.600 per tiket.
Sedangkan, harga untuk penerbangan Citilink dibanderol senilai Rp794.900 per tiket dan Garuda Indonesia harga dibuka sebesar Rp1.067.800 per orang.
Sementara, OTA lainnya, tiket.com, penerbangan dari Hang Nadim, Batam (BTH) ke Jakarta (CGK), untuk kelas ekonomi Batik Air, tiket dibanderol sebesar Rp936.200. Lalu, Citilink membuka harga sebesar Rp1.074.800 per tiket, dan Garuda Indonesia seharga Rp1.649.000 per orang.
Sedangkan, untuk penerbangan rute sama pada 4 Januari tahun depan, Batik Air menjual tiket seharga Rp1.094.600 dan diikuti oleh Citilink senilai Rp1.411.400 per tiket. Namun, untuk Garuda Indonesia harga tak berubah yakni tetap Rp1.649.000.
Dari OTA lain, Pegi-pegi, untuk perjalanan dari Jakarta (GCK) ke Kualanamu, Medan (KNO) untuk kelas ekonomi pada 2 November 2020 nanti untuk Lion Air harga dimulai dari Rp594 ribu per tiket.
Sedangkan, Sriwijaya membuka tiket di harga Rp805 ribu per orang. Diikuti, Garuda Indonesia sebesar Rp1.224.000 per tiket.
Padahal, untuk perjalanan sama pada 11 Januari mendatang, harga tiket telah berubah dengan Lion Air, Sriwijaya, dan Garuda Indonesia membanderol harga secara berturut-turut sebesar Rp763.200, Rp981 ribu, dan Rp2.113.900 per tiket.
Stimulus diharapkan tidak hanya merangsang mobilitas masyarakat tapi juga menggerakkan sektor penerbangan, pariwisata, dan sektor turunannya.
"Diharapkan, dengan stimulus masyarakat akan mendapat keringanan dengan berbagai tujuan yang akhirnya akan memberikan dampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di daerah seperti industri pariwisata, sektor UMKM," ujar Direktur Jeneral Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Novie Riyanto pada konferensi pers secara daring.
Komentar Via Facebook :