Jakarta - International Federation of Journalists (IFJ) merilis data jumlah jurnalis di Indonesia yang terpapar virus Corona dalam periode Maret hingga September 2020. 

Data tersebut dihimpun oleh IFJ bersama Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia.

Kedua organisasi itu mengimbau semua pihak untuk menjaga keselamatan dan kesehatan jurnalis.

"Mengurangi risiko terpapar virus dengan menghindari acara publik atau memastikan bahwa ada protokol keamanan yang tepat," demikian bunyi pernyataan IFJ yang dilansir pada 8 Oktober 2020.

AJI Indonesia memantau secara ketat penyebaran virus corona di kalangan pekerja media sejak Maret lalu ketika pemerintah mengumumkan kasus pertama Covid-19 di Indonesia.
 
Pemantauan terkonsentrasi pada periode ketika negara mengambil langkah bertahap untuk melonggarkan pembatasan, yang memicu lebih banyak kasus positif. Jumlah jurnalis yang dinyatakan positif Covid-19 terbanyak pada Juli hingga Agustus sebanyak 235 kasus.

Jurnalis berisiko tinggi terinfeksi karena mereka diharuskan untuk menghadiri konferensi pers langsung atau offline di mana protokol kesehatan dan keselamatan lemah dan tidak ada persyaratan jarak fisik. 

Undangan tersebut datang dari berbagai instansi, termasuk pemerintah daerah, kepolisian nasional, serta konferensi pers tingkat menteri. Pada suatu kesempatan Bupati Ogan Ilir Sumatera Selatan Ilyas Panji Alam mengundang wartawan ke kediamannya untuk konferensi pers guna mengumumkan pasien positif mengidap virus corona.

AJI mengimbau kepada pemerintah pusat, pemerintah daerah dan berbagai instansi baik publik maupun swasta untuk menghentikan konferensi pers secara langsung yang membahayakan jurnalis. 

Selain itu, AJI juga mengimbau kepada organisasi media untuk memastikan keselamatan para pekerjanya dengan tidak menugaskan mereka ke acara atau konferensi pers.

AJI telah meluncurkan rangkaian kampanye digital dan mempublikasikan pedoman jurnalis peliputan Covid-19. IFJ juga telah meluncurkan materi pelatihan Covid-19 untuk jurnalis.