Fakta-Fakta Jembatan Terakhir Barelang

Fakta-Fakta Jembatan Terakhir Barelang

Jembatan VI Barelang (Foto:Ist)

Batam - Jembatan enam merupakan jembatan terakhir dari serangkaian jembatan Batam Rempang Galang (Barelang). Jembatan ini diberi nama Jembatan Raja Kecil yang menghubungkan antara Pulau Galang dan Pulau Galang Baru.

Sultan Abdul Jalil Rahmad Syah l dikenal dengan panggilan Raja Kecik atau Raja Kecil dan Pagaruyung. Ia mendirikan Kesultanan Siak Sri Inderapura. Raja Kecil inilah yang diabadikan namanya sebagai nama jembatan enam.

Jembatan ini memiliki panjang 180 meter dan lebar 18 meter yang masing-masing 45 meter dengan sistem peletakan di atas Z tumpuan dengan menggunakan double box beton prategang.

Lantai jembatan terdiri dari dua jalur yang dipisahkan oleh median selebar 1 meter dengan trotoar selebar 2,1 meter pada masing-masing sisinya, dan setiap jalur terdiri dari dua lajur kendaraan.

Ruang bebas antara jembatan dan permukaan air laut adalah 2 9,5 meter. Lebar boks adalah 9 meter dan mempunyai ketinggian konstan 2,5 meter.

Lama pengerjaan pembangunan jembatan adalah 820 hari dan selesai pada tanggal 15 November 1996. Diresmikan oleh B.J.Habibie pada tahun yang sama.

Tenaga kerja yang terlibat di dalamnya, masing-masing, adalah 6-8 orang sarjana (engineer), 14-22 tenaga menengah, dan 150-170 orang pekerja.

Salah satu jalan di dekat Jembatan VI Barelang, terdapat jalan lurus sepanjang 3 km yang dapat dijadikan untuk pendaratan darurat. Gagasan ini menurut Soeryohadi Djatmiko merupakan usulannya dan mendapat persetujuan dari B.J. Habibie.

lni merupakan salah satu strategi militer yang didapatnya dari pengalamannya di Korea. Negara tersebut mempunyai jalan yang dapat digunakan untuk pendaratan pesawat-pesawat tempur dalam keadaan darurat.

Jalan yang berada di Pulau Rempang sepanjang 3 km tersebut memiliki struktur pondasi lebar dan kekuatan yang dibangun untuk dapat dilandasi pesawat tempur.

Alasannya adalah bahwa Batam termasuk daerah depan, berbalasan dengan negara tetangga sehingga dalam keadaan darurat, jalan tersebut dapat digunakan untuk pendaratan darurat pesawat tempur.

Pengembangan Pulau Galang Baru diperuntukkan sebagai kawasan perdagangan dan jasa, kawasan suaka alam. dan cagar alam.

Dengan terhubungnya Pulau Rempang dan Galang, diharapkan kedua pulau itu dapat menjadl alternatif pengembangan industri baru, untuk menampung meluapnya arus investasi di Batam.

Dengan memanfaatkan dan mangoptimalkan infrastruktur yang ada di Pulau Batam, Rempang dan Galang, pembangunan bandara dan pelabuhan tidak diperlukan lagi karena semua kegiatan ekspor-impor dapat dilakukan melalui Pulau Batam, yaitu dengan menggunakan Jalan Trans Barelang.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews