Terdampak Corona, Maskapai Terbesar AS Bakal PHK 19 Ribu Karyawan

Terdampak Corona, Maskapai Terbesar AS Bakal PHK 19 Ribu Karyawan

Maskapai terbesar Amerika Serikat (AS), American Airlines bakal memutus hubungan kerja (PHK) 19 ribu karyawan (Foto:ist/net)

Jakarta - American Airlines juga terimbas pandemi virus Corona. Maskapai terbesar Amerika Serikat (AS) itu bakal memutus hubungan kerja (PHK) 19 ribu karyawan.

"Sekitar 19 ribu anggota tim kami terpaksa dicabut dari perusahaan pada 1 Oktober. Kebijakan itu bisa disetop andai stimulus industri penerbangan diperpanjang oleh federal," begitulah pernyataan dalam surat yang diteken CEO American Airlines Doug Parker dan Presiden American Airlines Robert Isom, dan dikutip CNN, Rabu (26/8/2020).

"Ini adalah pesan tersulit yang harus kami umumkan saat ini, pengumuman pengurangan staf yang tak terhindarkan mulai 1 Oktober," bunyi pernyataan itu.

Maskapai yang berbasis di Fort Worth, Texas, itu mempekerjakan lebih dari 140 ribu orang pada Maret. American Airlines dan maskapai AS lainnya dilarang merumahkan karyawan hingga 30 September untuk mendapatkan paket bantuan federal senilai US$ 25 miliar (sekitar RP 350 triliun) untuk operator penerbangan selama menghadapi krisis Corona.

Reuters menyebut dana itu untuk menalangi upah dan operasional pada bulan Maret hingga September. Tapi, hingga masa kadaluarsa bantuan, penerbangan tidak menunjukkan tanda-tanda pulih kembali.

Permintaan perjalanan turun drastis. American Airlines menyebut kapasitas kuartal keempat akan menjadi setengah ketimbang tahun lalu. Malah, penerbangan internasional hanya akan mencakup 25 persen dari jumlah penerbangan 2019.

American Airlines mengatakan pekan lalu mereka menangguhkan penerbangan ke 15 kota kecil AS pada Oktober. Sudah begitu, saham American Airlines juga turun 2,7 persen.

Pada Oktober nanti, total PHK karyawan American Airlines bakal mencapai 40.000 orang. Angka itu sudah termasuk cuti 17.500 pekerja serikat, termasuk 1.600 pilot, 8.100 pramugari, dan 1.500 posisi manajemen.

American Airlines berpendapat bahwa industri itu membutuhkan pemulihan ekonomi yang cepat.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews