Dalam Sepekan, Ada 3 Kasus Penjemputan Paksa Jenazah Positif Corona di Batam

Dalam Sepekan, Ada 3 Kasus Penjemputan Paksa Jenazah Positif Corona di Batam

Ilustrasi.

Batam - Aksi penjemputan paksa jenazah pasien Corona kembali terjadi di Kota Batam, Kepulauan Riau. Setidaknya, dalam sepekan terakhir sudah tiga terjadi aksi serupa.

Padahal, penanganan jenazah pasien Corona tidak bisa sembarangan. Protokol khusus Covid-19 diterapkan mulai dari pemulasaraan hingga pemakaman jenazah.

Dari catatan Batamnews, peristiwa penjemputan paksa jenazah Corona ini pertama terjadi pada Selasa (18/8/2020) malam lalu. 

Jenazah pasien positif Covid-19 yang dibawa paksa oleh pihak kerabat dan keluarga dari Rumah Sakit Budi Kemuliaan (RSBK) sebelumnya mengeluhkan sesak nafas sebelum meninggal. 

Menurut Kepala Bidang Pelayanan Medis RSBK sekaligus Penanggung Jawab Tim Covid-19 RSBK, dr Gilang, pasien mendatangi RSBK untuk berobat pada tanggal 15 Agustus 2020. 

Pihaknya kemudian melakukan langkah medis berupa pemeriksaan fisik, radiologi dan laboratorium yang didukung hasil rapid test reaktif. 

Selanjutnya pasien dirawat di ruang isolasi khusus Covid-19 di RSBK dan diambil sampel swab pada tanggal 16-17 Agustus 2020. 

Namun kondisi pasien menurun pada tanggal 18 Agustus 2020 siang, hingga akhirnya dinyatakan meninggal dunia pada pukul 17.25 WIB. 

Baca: Jenazah Pasien Covid Dijemput Paksa Keluarga, Direktur RSBK: Yang Jemput Banyak Sekali

Kasus ini kemudian dilaporkan ke polisi. Alhasil 15 orang warga terkait peristiwa penjemputan jenazah Covid-19 dari RSBK menjalani tes swab. Hasilnya, mereka negatif Corona.

Peristiwa di RSBP Batam

 

Sehari setelah peristiwa di RSBK Batam, aksi penjemputan paksa jenazah positif Corona kembali terjadi RS Badan Pengusahaan (RSBP) Batam pada Rabu (19/8/2020).

Jenazah yang dibawa pulang oleh keluarga tersebut diketahui merupakan pasien nomor 433 Kota Batam. 

Pasien tersebut merupakan seorang laki-laki berusia 47 tahun dan beralamat di kawasan Perumahan Tiban Bukit Asri, Sekupang. 

Baca: Terulang Lagi, Keluarga Bawa Pulang Paksa Jenazah Pasien Corona di Batam

Dari kronologis pasien yang dirilis Tim Gugus Tugas Penanganan Percepatan Covid-19 Kota Batam diketahui pasien ini dibawa ke IGD RSBP Batam pada tanggal 19 Agustus 2020 dalam kondisi Death On Arival (DOA) atau meninggal dunia ketika tiba di rumah sakit. 

“Dibawa kembali ke RSBP untuk dilakukan pemulasaran jenazah secara protokol Covid-19,” ujar Didi, Jumat (21/8/2020).

Penjemputan jenazah dari rumah duka dilakukan oleh Tim Gugas dan dibantu oleh pihak kepolisian. Sehingga jenazah dapat kembali ke RSBP untuk dilakukan pemulasaran jenazah secara protokol Covid-19. 

Imbas dari peristiwa ini, ada 24 orang yang telah dibawa ke Rumah Sakit Khusus Infeksi (RSKI) Galang untuk dilakukan pemeriksaan swab. 

"Ada 24 orang yang kontak erat dibawa ke RSKI Covid-19 Galang. Jadi hampir sama dengan kasus yang di Bengkong," katanya. 

Dalam kasus ini, ada kontak erat pasien Covid-19 tersebut yang sempat membikin heboh Batam. Videonya beredar kala yang bersangkutan dijemput paksa.

Terkini, kontak erat berinisial HS itu dinyatakan positif Covid-19. Dia juga sempat menyatakan mengusap air liur jenazah pasien Corona, meski disebut oleh Kepala Dinas Kesehatan Batam merupakan pengakuan sepihak.

Dokter RSUD Embung Fatimah Dipukul

 

Aksi pemukulan terhadap seorang dokter mewarnai penjemputan paksa jenazah pasien positif Corona di RSUD Embung Fatimah, Kota Batam pada Selasa (25/8/2020) malam.

Pihak keluarga ingin membawa jenazah Covid-19 untuk dimakamkan sendiri tanpa protokol Covid-19. 

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batam, Didi Kusmarjadi mengatakan jenazah Covid-19 merupakan pasien rujukan dari Rumah Sakit Harapan Bunda (RSHB). Pasien tersebut berinisial JZ, merupakan warga Kampung Seraya.

“Pasien sudah dalam keadaan meninggal, dan lagi-lagi keluarga mau bawa jenazah Covid-19,” ujar Didi, Rabu (26/8/2020). 

Baca: Pemukulan Dokter Warnai Penjemputan Paksa Jenazah Pasien Corona di Batam

Didi menjelaskan pada saat itu sempat terjadi keributan di RSUD Embung Fatimah, karena pihak keluarga bersikeras untuk membawa pulang jenazah tersebut. 

Namun pihak keluarga tidak terima, dan bersikeras untuk membawa pulang jenazah. Dari perseteruan yang cukup alot tersebut, Didi menyebutkan ada seorang dokter yang dipukul oleh pihak keluarga pasien. Dari kejadian tersebut, pihaknya akan melanjutkan ke proses hukum. 

“Pastinya kita lapor ke pihak kepolisian, karena sudah ada pemukulan,” kata dia.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews