WHO: Penyebaran Virus Corona Bisa Lewat Udara

WHO: Penyebaran Virus Corona Bisa Lewat Udara

Ilustrasi

Jakarta - Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengonfirmasi penyebaran virus Corona melalui udara atau airborne.

Pimpinan teknis WHO untuk pencegahan dan pengendalian infeksi, Benedetta Alleganzi mengatakan bahwa pihaknya telah membahas dan bekerja sama dengan para ilmuwan yang meneken surat tersebut.

"Kami mengakui bahwa ada bukti di lapangan, seperti di semua permukaan yang terpapar virus corona dan oleh karena itu kami percaya bahwa kami harus terbuka terhadap temuan ini dan memahami implikasinya mengenai cara penularan dan juga mengenai tindakan pencegahan yang perlu diambil," ujar Alleganzi dalam konferensi pers virtual pada Selasa (8/7/2020)seperti mengutip CNN.

Pernyataan ini dikeluarkan setelah sebuah publikasi yang ditandatangani oleh 239 ilmuwan yang mendesak WHO untuk lebih terbuka soal penyebaran virus yang mungkin berasal dari tetesan cairan yang mengambang di udara.

Epidemolog penyakit menular Maria Van Kerkove kepada program darurat kesehatan WHO mengatakan jika beberapa dari ilmuwan yang menandatangani publikasi jurnal tersebut merupakan teknis. Kerkove mengatakan hal itu menambah pengetahuan yang berkembang tentang pentingnya ventilasi udara untuk mencegah penyebaran virus.

"Kami telah berbicara tentang kemungkinan penyebaran lewat udara dan transmisi aerosol (partikel padat yang ada di udara maupun tetesan cairan) sebagai salah satu mode penyebaran virus," ujarnya.

"Kami telah melihat cairan bertahan di permukaan benda. Kami telah melihat penularan melalui jalur fecal oral. Penularan dari ibu ke anak. Kami melihat penularan dari hewan ke manusia," katanya menambahkan.

Kerkove juga mengatakan jika WHO sedang berusaha membuat jurnal ilmiah yang merangkum informasi terkini terkait penularan virus corona yang akan dirilis dalam beberapa pekan ke depan.

Alleganzi mengatakan jika perlu lebih banyak penelitian terkait penyebaran virus penyebab Covid-19.

"Jadi, ini adalah bidang penelitian yang benar-benar berkembang dan ada beberapa bukti muncul tetapi tidak definitif," ujar Alleganzi.

"Oleh karena itu, kemungkinan penularan lewat udara di ruang publik, terutama dalam kondisi yang sangat spesifik, di tempat padat, tertutup, dan berventilasi buruk yang tidak dapat dikesampingkan. Namun, bukti-bukti masih perlu dikumpulkan dan butuh penafsiran lebih lanjut," katanya.


Komentar Via Facebook :

Berita Terkait

close

Aplikasi Android Batamnews