Tak Ingin Seperti Prancis, Alasan RI Enggan Buka Sekolah

Tak Ingin Seperti Prancis, Alasan RI Enggan Buka Sekolah

Seorang guru mengecek suhu tubuh siswa sekolah di Karimun beberapa waktu lalu sebelum kebijakan belajar di rumah ditetapkan pemerintah. (Foto: Edo/batamnews)

Jakarta - Pemerintah belum bisa memastikan kapan sektor pendidikan akan beroperasi secara optimal di tengah pandemi corona (Covid-19). Artinya, fasilitas pendidikan akan tetap tutup hingga waktu yang belum ditentukan.

Deputi Bidang Koordinasi Pendidikan dan Agama Kemenko PMK Agus Sartono mempertegas bahwa skenario yang paling moderat untuk belajar mengajar tatap muka adalah pada akhir Agustus atau awal September.

"Kalau di akhir Juli sudah 0 (nol), tapi akan lebih baik di akhir Desember. Worst scenarionya sampai akhir Desember belajar mengajar dari rumah," kata Agus, seperti dikutip melalui laman resmi Kemenko PMK, Senin (1/6/2020).

Menurut Agus, selain untuk melindungi anak-anak terpapar Covid-19 setelah masuk sekolah, momentum tersebut juga dapat menjadi kesempatan bagi orang tua memperkuat pendidikan di dalam keluarga.

"Pada prinsipnya tidak hanya belajar online, tapi bisa guru memantau, kunjungan guru ke murid dengan memikirkan physical distancing. Yang jelas kita tidak ingin seperti di Perancis dan Korea Selatan yang membuka sekolah kemudian banyak murid terpapar," pungkasnya.

Sebelummya, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy tak memungkiri bahwa memang ada skenario yang dirancang terkait kemungkinan sekolah akan kembali beroperasi seperti biasa.

"Itu hanya ancar-ancar saja. Kalau menurut kalender itu pertengahan Juli. Tapi Kemenko PMK tidak merekomendasikan skenario masuk sekolah pada waktu tersebut," katanya.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews