BP Batam Targetkan Pembangunan IPAL Kelar di Akhir Tahun 2020

BP Batam Targetkan Pembangunan IPAL Kelar di Akhir Tahun 2020

Proyek pembangunan IPAL yang dihelat oleh BP Batam. (Foto: dok. Batamnews)

Batam - Badan Pengusahaan (BP) Batam terus menggesa proyek pengerjaan Intalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL). Untuk tahap 1, proyek ini diperkirakan selesai pada akhir 2020.

Pembangunan IPAL ini diyakini mampu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan menyehatkan lingkungan, sekaligus sebagai bentuk pengaman waduk dari limbah domestik dan penataan sanitasi pemukiman penduduk.

Manajer Pengelolaan Lingkungan Badan Usaha Fasilitas dan Lingkungan BP Batam, Iyus Rusmana, mengatakan untuk tahap pertama ini sambungan proyek IPAL dibangun di area Batam Center. 

“Tapi untuk connecting ke rumah warga belum dilakukan karena menunggu stasiun pompa dan WWTP (waste water treatment plant) selesai dibangun. Karena kalau disambungkan sekarang langsung terhubung dan limbah juga belum bisa langsung diolah,” kata Iyus kepada Batamnews.

Pada pembangunan tahap pertama ini dipilih area Batam Center karena Waduk Duriangkang, yang notabenenya daerah sumber air baku terbesar di Batam, selama ini terus teraliri limbah domestik dari Batam Center. 

“Kami ingin mengamankan Waduk Duriangkang dari limbah domestik. Kami mengambil contoh Tanjunguma yang dulu cukup bersih, tapi karena terus menerus dialiri air limbah, daya dukung lingkungannya menurun dan saat ini kita bisa merasakan kondisi di lapangan, hitam dan berbau,” ujar Iyus. 

Selain Waduk Duriangkang, limbah rumah tangga di kawasan Batam Center juga mengalir ke perairan sekitar, terutama area pelabuhan ferry. 

Pembangunan IPAL sangat diperlukan mengingat, saat ini Batam tidak lagi memiliki kemampuan mengolah limbahnya sendiri. Apalagi, jumlah limbah domestik dari aktivitas mandi, cuci, kakus terus bertambah setiap hari seiring pesatnya pertumbuhan penduduk Batam.

“Sambungan ke rumah-rumah ini merupakan pekerjaan yang sangat vital supaya bisa mengolah air limbah dari perumahan,” ucap Iyus.

Untuk tahap pertama area Batam Center, BP Batam membangun WWTP di Bengkong Sadai dengan kapasitas 20 ribu meter kubik per hari atau setara dengan 230 liter per detik, serta lima stasiun pompa yang akan memompa limbah domestik ke WWTP. 

Proses recycling di WWTP akan menghasilkan kompos 18 meter kubik per hari dan juga menghasilkan recycling air bersih yang akan dimanfaatkan untuk industri dan dikembalikan ke alam. 

“Selain itu hasil pengolahan pupuk kompos tahap pertama akan digratiskan 2-3 tahun ke depan yang bisa digunakan oleh pemerintah dan juga masyarakat untuk menghijaukan area Batam,” ungkapnya.

Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews