Diduga Tertular Saat Salat Tarawih, 90 KK di Solo Diisolasi Selama 14 Hari

Diduga Tertular Saat Salat Tarawih, 90 KK di Solo Diisolasi Selama 14 Hari

Pasien corona. (Foto: ilustrasi)

Solo - Pemerintah Kota (Pemkot) Solo mengisolasi 90 kepala keluarga (KK) di dua RW Kelurahan Joyotakan, Serengan, Solo. Mereka merupakan hasil tracing yang dilakukan Dinas Kesehatan usai adanya 7 warga yang dinyatakan reaktif dalam rapid test.

Ketujuh orang dalam satu keluarga tersebut diduga tertular pasien positif Covid-19 saat salat tarawih di masjid setempat.

"Isolasi wilayah ini sudah disetujui oleh semua warga, mulai kemarin. Keperluan logistik nanti Pemkot Solo yang menanggulangi," kata Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo, Minggu (17/5/2020).

Menurutnya, usai diberlakukan isolasi seluruh akses masuk dan keluar kampung yang berbatasan dengan Desa Kwarasan, Grogol, Sukoharjo tersebut ditutup. Warga bersama petugas dari TNI, Polri berjaga di pintu masuk. Isolasi dilakukan selama 14 hari.

"Semua sudah setuju, kita berlakukan mulai kemarin. Warga dari luar tidak boleh masuk. Yang di dalam juga tidak boleh keluar," jelasnya.

Rudy menambahkan, kondisi ketujuh warga yang reaktif rapid test telah dinyatakan sebagai pasien dalam pengawasan (PDP). Mereka masih dirawat di RSUD Bung Karno, Mojo, Pasarkliwon. Mereka masih menunggu hasil tes swab polymerase chain reaction (PCR) mereka.

"Hasil swab masih kita tunggu," terangnya.

Pantauan merdeka.com di lokasi, jalan di kampung tersebut nampak sepi. Pagar berlapis dengan seng dan portal sudah dipasang warga. Namun warga luar maupun dalam kampung masih bisa mengakses masjid yang ada di jalur utama Jalan Yos Sudarso tersebut.

"Sejak kemarin mas ditutup. Ini saya nggak bisa masuk menjemput penumpang langganan saya di kampung Jambon," kata Warsono, pengayuh becak di depan masjid.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews