Begini Kondisi Pasar Properti Batam di Tengah Pandemi

Begini Kondisi Pasar Properti Batam di Tengah Pandemi

Ilustrasi.

Batam - Di tengah hantaman Pandemi Corona-19, kondisi pasar properti di Batam turut tertekan. Investor yang biasa melihat prospek Batam, memilih wait and see.

Masih ada peluang end user yang berpeluang. Namun, Batam tetap berprospek. Apalagi kepastian kepemilikan properti bagi warga negara asing bisa dipermudah. Ada investor asal Singapura yang masuk Batam dan berbagai program penjualan pengembang local. Profesi agen properti professional kian dibutuhkan di Batam.

Seperti yang dialami oleh seluruh wilayah, baik local maupun dunia, Pandemi Corona terus menekan industri properti. Kondisi pasar properti di Batam saat ini berimbas lesu menyusul pengaruhi turunyanya Ekonomi global. “Saat ini hampir semua bisnis mengalami kondisi sama. Efek dominonya juga ke pasar properti. Pembeli yang ada saat ini dari investor sangat sedikit, hanya tinggal yang end user saja,” jelas Ruslan Weng, Ketua AREBI DPD Kepri (2014 – 2020).

Meski begitu, Principal RW Properti Batam ini mengatakan, dalam jangka panjang, pasar properti Batam masih sangat berprospek. Faktor kedekatan geografis dengan negara tetangga Singapore dan Malaysia sangat mempengaruhi ekonomi dan pasar properti. “Tingginya biaya hidup dan biaya-biaya operasional perusahaan di Singapura, membuat banyak warga negara Singapura yang melirik untuk menjadikan Batam sebagai second home nya,” ungkap Ruslan.

Saat ini sudah banyak juga yang sudah menggunakan jasa warga lokal Batam sebagai karyawan dan memindahkan operasional sebagian operasional perusahaan nya ke Batam. Misalnya outsourcing jasa digital, jasa accounting dan beberapa jasa lainnya.

Meski potensi pasar properti Batam yang sangat besar, pemerintah belum mendukung peluang ini. “Kita sangat mengharapkan pemerintah dapat menyusun aturan-aturan yang pro dengan investasi dari luar negeri terutama terkait kepemilikan properti oleh WNA,” harap Ruslan Weng yang banyak dipercaya memasarkan sejumlah properti di Batam dan Kepri. Jika WNA bisa lebih mudah memiliki properti di Batam, bukan saja pasar properti yang akan terbantu, banyak sektor riil akan ikut naik daya belinya.

 

“Kita harus banyak belajar dengan Singapura dan Malaysia yang begitu gencar mempromosikan program second home buat warga negara lain yang mau beli properti dan tinggal di negara mereka,” saran Ruslan Weng.

Pantauan Property&Bank terhadap pengembangan properti di Batam, minat investor dan pengembang melirik wilayah ini sangat besar. Selain Pollux Group, Sinar Mas Group dan Ciputra Group yang sudah lebih dulu memasuki pasar property Batam, ada sebuah Group besar asal Singapura yang akan meramaikan properti Batam. Menggandeng Gajah Tunggal Group milik Keluarga Nursalim, mereka akan membangun proyek Opus Bay seluas 85 hektare di Marina City yang direncanakan memiliki pelabuhan international sendiri.

Sebelumnya, tercatat sejumlah pengembang yang masih mencatat traksaksi penjualan, baik sebelum pandemic maupun di saat pandemic. Yusmen Liu, Owner Winner Group, salah satu pengembang papan atas di Batam mengakui, kondisi pasar properti di Batam saat ini masih berat. Konsumen dan investor lebih banyak menunggu membaiknya ekonomi terdampak pandemi.

“Pasar saat ini membutuhkan stimulus yang dapat mengemablikan kepercayaan konsumen dan membangkitkan daya beli konsumen. Makanya Winner Group melihat saat ini untuk mendorong pasar,” kata Yusmen Liu.

Untuk mendorong itu, Winner Group telah mempersiapkan sejumlah strategi dan program serta promosi terpadu yang diyakini mampu meningkatkan penjualan di sisa waktu tahun 2020 ini. Program ini akan segera kami luncurkan dan bisa melibatkan banyak proyek, tenaga pemasaran dan agen properti. “Ini berlaku untuk semua properti Winner Group, baik perumahan, apartemen, perkantoran dan pergudangan,” sambung Yusmen yang berencana membawa Winner Group melantai di Pasar Modal tahun 2021 depan.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews