Hunian Hotel di Batam Anjlok, PHK Massal Mengancam

Hunian Hotel di Batam Anjlok, PHK Massal Mengancam

Hotel Radisson Batam (Foto: Ist)

Batam - Tingkat hunian hotel-hotel di Batam Kepulauan Riau anjlok parah. Menyusul wabah corona dan sudah enam orang positif di Indonesia. Okupansi hotel di Batam kini hanya tersisa 30 persen, sedangkan sisanya 70 persen dalam kondisi kosong.

"Ada penurunan mencapai 50 persen," ujar seorang manager hotel di Batam kepada Batamnews pekan lalu.

Bahkan beberapa hotel terpaksa menurunkan tarif hotel agar meningkat kunjungan. Selain itu mengincar wisatawan lokal juga menjadi alternatif para pelaku perhotelan.

Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kepulauan Riau, Cahya sudah mendapat laporan kondisi perhotelan di Batam yang sangat memprihatinkan.

"Teman di perhotelan bilang tinggal 30%, dari normal 80-90% saat seperti November-Desember bagus," katanya seperti dilansir CNBC Indonesia, akhir pekan lalu.

Ia mengatakan dampaknya sudah ada pelaku perhotelan yang melakukan kebijakan merumahkan karyawan dan memberikan setengah gaji bagi karyawannya.

"Para karyawan sudah memahami, ini bukan ulah majikan, karyawan menerima," katanya.

Sementara itu, Ketum PHRI Pusat Hariyadi Sukamdani mengatakan semenjak ada kasus positif baru corona pada 6 Maret 2020, tak ada perubahan soal tingkat okupansi hotel di Indonesia.

"Belum terlihat perubahan drastis mas karena kemarin berita tersebut sdh ada counter bahwa pasien nya sembuh," kata Hariyadi pekan lalu.

Berdasarkan catatan Hariyadi hingga akhir Februari 2020, untuk Batam dan Bintan, tingkat keterisian hotel pada Januari dan Februari 2020 turun jadi 30-40% jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Rata-rata okupansi atau tingkat keterisian saat ini anjlok hanya berkisar 20-30%.

Para karyawan hotel bahkan banyak yang diminta untuk mengambil cuti. Menurutnya, kondisi ini akan memburuk jika sampai bulan April masih terjadi penurunan okupansi.

Selanjutnya, di Bali penurunan okupansi berkisar 60-80%, khususnya didaerah favorit Turis China yaitu Nusa Dua, Tuban dan Legian, Kuta. Hal ini juga disebabkan karena Turis China merupakan kontribusi wisman terbesar di Bali.

Rata-rata okupansi hotel saat ini hanya mencapai 30-40% dari kapasitas hotel. Okupansi hotel di daerah Ubud dan Sanur mengalami penurunan sebesar 20-30% karena di daerah tersebut didominasi oleh Turis Eropa dan Australia.

Sekretaris Jenderal Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Maulana Yusran khawatir dengan bertambahnya kasus-kasus positif corona di Indonesia.

"Ketika di Indonesia sudah diketahui ada yang positif Corona. Itu justru berimbas pada wisatawan domestik juga karena ini momentumnya masih baru. Rasa panik masih ada karena mungkin belum paham betul masyarakat, virus corona ini bagaimana penanggulangan dan antisipasinya seperti apa," ujarnya

 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews